Pergelaran

Konser Karawitan Sajen Unen, Suguhan Bunyi Untuk Kehidupan Musik

Lima Karya komposisi karawitan mahasiswa Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya digelar di Gedung Kesenian Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur pada 27 Juli 2024. Lima karya tersebut merupakan Tugas akhir karya akademis yang harus diselesaikan oleh mahasiswa pada akhir masa studinya. Tugas akhir tersebut bertujuan untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari selama masa studi.

Kelima pengkarya (Foto dok. TBJT)

Tugas akhir menjadi bagian penting dalam penyelesaian studi karena hasil dari tugas akhir akan menjadi bukti konkret bahwa mahasiswa telah menyelesaikan seluruh persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar yang diinginkan. Selain itu, hasil dari tugas akhir juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau acuan bagi mahasiswa atau pihak-pihak lain yang tertarik pada topik yang dibahas dalam tugas akhir tersebut.

Bekerjasama dengan UPT. Taman Budaya Jawa Timur pergelaran lima karya mahasiswa STKW Surabaya tersebut ditampilkan dengan mengusung tema “Konser Karawitan Sajen Unen, Suguhan Bunyi Untuk Kehidupan Musik”. Kelima karya komposisi musik tersebut berbasis pada musik tradisi yang ada di Jawa Timur yang kemudian diolah menjadi sebuah karya alternatif yang layak untuk diapresiasi.

Gamelan sebagai objek realitas bunyi merupakan dasar pijakan dan energi sebagai daya atau kekuatan dalam melakukan suatu bentuk pengembangan yang merujuk pada keberadaan subjek dalam karya ini. Selain itu energi juga sebagai daya atau kekuatan juga dihadirkan pada beberapa perangkat musik lain yang melengkapi keindahan bunyi yang dihasilkan. Setiap bagian dari struktur komposisi pada karya ini mengimplementasikan sebuah proses penciptaan musik yang didasari oleh adanya pergerakan dan pengembangan. Musik khas Banyuwangi dan Gamelan Jawa sebagai dasar pengembangan karya sangat dominan pada kelima karya tersebut. Kelima karya tersebut adalah:

Konser Ludruk Karawitan (Foto dok. TBJT)

Judul : Konser Ludruk Karawitan, pengkarya: Prasetiyo Wahyu Sejati, jumlah pendukung: 20 orang. Karya ini mengambil basic iringan pada kesenian ludruk sebagai dasar pijakan. Konser Ludruk Karawitan merupakan karya musik yang terinspirasi dari suasana panggung pertunjukan ludruk. Di dalam suasana panggung pertunjukan ludruk terdapat unsur menarik pengkarya seperti adegan pembukaan, kidungan Remo, kidungan lawak, dan adegan lawak. Unsur tersebut diadopsi pengkarya dengan cara menarik ke dalam ranah musikal yang menjadi satu kesatuan garap komposisi musik. Tak diingkari unsur personal sebagai pengkarya sangat dominan dalam membuat musik berdasar selera pengkarya namun, dalam perjalanan prosesnya nuansa pertunjukan ludruk tetap menjadi ruh dalam karya ini.

Swarawe (Foto dok. TBJT)

Judul : Swarawe, pengkarya : Mokh. Hikam Fadli, Jumlah Pendukung: 20 Orang. Swarawe merupakan karya musik inovatif yang berpijak pada kesenian terbang bandung. Diwujudkan melalui pemanfaatan elemen-elemen Terbang Bandung dan pengolahan instrumen tambahan seperti ; saxophone, terompet, biola, bass gitar, gitar akustik, bonang barung, kenong, kempul dan gong. Penambahan instrumen tersebut bertujuan untuk memperkaya penggarapan pola musik dan melodi dalam karya ini. Beberapa elemen pada penggarapannya akan mempertahankan melodi dan cengkok yang sudah ada dalam materi Gending Kesenian Terbang Bandung untuk diolah secara kreatif dan inovatif sehingga mampu menghadirkan bentuk yang lebih segar. Perpaduan beberapa instrumen musik barat pada karya “Swarawe” dibuat sebagai penguat dan fokus eksplorasi pada melodi yang berpacu pada pijakkan karyanya sekaligus sebagai sarana ungkap untuk menghasilkan suasana yang diinginkan pada garapnya. Dari proses tersebut diharapkan mampu berdiri sebagai sebuah sajian yang menarik dan berbobot dari segi isi maupun bentuknya.

Paglak Lagkaban (Foto dok. TBJT)

Judul: Paglak Lagkaban, pengkarya: Bagus Agustin, jumlah pendukung: 20 orang. Karya musik ini diilhami oleh keberadaan musik “Angklung Paglak” Banyuwangi yang seakan tersisihkan dari hiruk-pikuk dan hingar bingar musik etnik yang ada di Banyuwangi. Banyak musik etnik Banyuwangi dengan pola penyajian yang mewah dan semarak seperti, Angklung Caruk dan Kuntulan yang banyak pengikutnya serta luas akan ruang gelarnya. Beda dengan kondisi seni Angklung Paglak yang sempit akan geraknya. Oleh karenanya dengan karya seni “Paglak Langkaban” diharapkan mampu merubah situasi dan kondisi yang ada.

Judul: Pring Nggadang, pengkarya: Alif Nofa Firdaus, jumlah pendukung: 20 orang. Berbasis dari musik patrol, karya musik “Pring Nggandang” coba disajikan dalam bentuk sajian yang semula berbentuk musik arak-arakan menjadi konser musik di atas panggung. Karya musik ini diangkat sebagai ide kekaryaan yang memiliki inovasi untuk dikemas dengan memadukan beberapa komposisi musik guna memberikan warna baru tanpa mengurangi esensi musik patrol itu sendiri. Harapannya karya musik ini mampu memberikan atmosfir baru dalam penyajian musik patrol agar menghasilkan karya yang kreatif, inovatif dan mampu menjadi pemicu agar pertunjukan musik patrol menjadi lebih menarik

Judul: Engsel Seliwah, pengkarya: Ilham Bahiy Rif’at Ramadhan, jumlah pendukung: 20 orang. Engselan merupakan pola tabuh instrumen balungan yang ada di kesenian Angklung Caruk. Permainan timpal saron menggunakan teknik tabuh cepat, lambat, dan saling bergantian tutukan, serta irama yang dimainkan tetap terasa harmoninya. Pengkarya sengaja membuat pola-pola engsel baru, memperkaya teknik tabuh, menata jalinan melodi  dan mengolahnya dengan tempo, dinamika, ritme, serta memadukan warna bunyi lain untuk menyajikan sebuah komposisi garap yang utuh. Menjadikan karya baru yang kreatif dan inovatif.

Karya lima mahasiswa STKW ini dirasa perlu untuk direalisasikan sebagai dasar pijakan dalam melangkah ke fase berikutnya untuk dapat menciptakan karya-karya baru yang memiliki nilai esensial musikal yang tinggi. Dan juga kelima karya ini mengandung makna yang logis sejalan dengan ide dan konsep karya yang diciptakan serta diharapkan dapat menjadi acuan bagi penciptaan musik gamelan kedepannya.(sn)

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.