Pergelaran Wayang Kulit Lakon Mudhune Sumping Wijaya Kusuma
Salah satu tokoh yang terkenal dalam cerita pewayangan adalah Prabu Kresna. Tokoh ini digambarkan sebagai seorang kesatria dengan kulit hitam yang tidak begitu tinggi namun cukup gagah, berwajah rupawan, juga seorang raja yang adil lagi bijaksana. Perisai atau pegangan berupa Sekar Wijaya Kusuma yang dimilikinya mengantarkan sebuah cerita yang bermuara pada kisahnya bersama Dewi Pratiwi.
Tokoh Kresna menjadi ikon pada setiap judul Pergelaran Wayang Kulit Periodik yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022 ini. Sabtu, 15 Oktober 2022 bertempat di Pendapa Jayengrana Dalang Ki Parto Hadi Wijaya dari Kabupaten Mojokerto mendapat giliran untuk melakonkan cerita wayang kulit bergaya Jawatimuran dengan lakon “Mudhune Sumping Wijaya Kusuma”.
Dengan membawa rombongan berjumlah 30 orang yang tergabung dalam Grup Kesenian Widya Laras yang dipimpin oleh Ki Parto sendiri. Dalang Ki Parto Hadi Wijaya beralamatkan di Dusun Kecapangan Desa Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
Secara garis besar, cerita Mudhune Sumpung Wijaya Kusuma mengisahkan perjalanan kesatria bernama Narayana (Kresna) yang menjadi raja di Negara Dwarawati. Ia meraih posisi sebagai pemimpin bukan karena pemberian atau mewarisi takhta orangtuanya, melainkan berkah perjuangannya sendiri. Ini kisah sukses mencapai puncak kekuasaan yang bukan galibnya dalam dunia wayang.
Narayana telah sempurna berguru kepada Bagawan Padmanaba di gunung Giripura. Bagawan Padmanaba menganugerahkan kembang Wijayakusuma dan senjata Cakrabaskara. Kemudian sang bagawan merasuk menyatu dengan Narayana. (sn)
Pingback: Kembang Wijayakusuma dan Tawasul