Laporan Utama

Pergelaran Dokumentasi Karya Budaya Singo Ulung Kabupaten Bondowoso

Masyarakat Bondowoso menjadikan kesenian Singo Ulung menjadi bagian integral dalam kehidupan mereka, dengan pertunjukan yang seringkali diadakan pada acara-acara penting seperti pernikahan, hari raya, dan festival budaya. Tradisi dan Ritual kesenian Singo Ulung memiliki kaitan erat dengan tradisi dan ritual masyarakat Bondowoso, seperti ritual penyambutan tamu kehormatan atau perayaan musim panen.

Penyerahan piagam penghargaan oleh Kepala Taman Budaya Jatim Ali Ma’rup kepada pimpinan Padepokan Seni Gema Buana dari Kabupaten Bondowoso Sugeng, S.Sn., M.Si. (Foto dok. TBJT)

Gerakan Tarian: Gerakan tarian Singo Ulung yang dinamis dan energik menciptakan kesan yang kuat dan menarik bagi penonton. Musik tradisional yang digunakan dalam Singo Ulung juga memiliki irama yang khas dan menambah kesan dramatis pertunjukan. Kostum penari dan dekorasi panggung yang cerah dan berwarna-warni menambah kesan estetika pertunjukan.

Tantangan utama dalam melestarikan kesenian Singo Ulung adalah menjaga minat generasi muda untuk mau mempelajari dan melestarikan tradisi ini. Peluang untuk mengembangkan kesenian Singo Ulung adalah dengan memadukan tradisi dengan teknologi dan inovasi, sehingga kesenian ini dapat lebih dikenal dan dinikmati oleh masyarakat luas.

Kolaborasi antara masyarakat, seniman, dan pemerintah dapat membantu melestarikan dan mengembangkan Singo Ulung. Dengan memahami konteks sosial dan budaya, aspek estetika, serta tantangan dan peluang yang ada, dokumentasi karya budaya kesenian Singo Ulung Bondowoso dapat dilakukan dengan lebih efektif dan berkelanjutan. UPT. Taman Budaya Jawa Timur dengan salah satu tugas pokok dan fungsinya yakni pendokumentasian karya budaya, menggelar kesenian Singo Ulung sebagai sebuah seni pertunjukan mandiri yang diselenggarakan di halaman depan Gedung Kesenian Cak Durasim Kompleks Taman Budaya Jatim pada Kamis, 26 Juni 2025, pukul 19.00 WIB sampai selesai.

Arak-arakan Singo Ulung memasuki arena pertunjukan (Foto dok. TBJT)

Kesenian Singo Ulung pada awalnya adalah kesenian dengan konsep arak-arakan seperti pada kesenian Reog Ponorogo, Reog Kendang Tulungagung, Saronen Madura, dll. Namun kali ini UPT. Taman Budaya Jatim mencoba merevitalisasi konsep kesenian arak-arakan menjadi sebuah seni pertunjukan yang dipentaskan di ruang terbuka sebagai suatu dokumentasi karya budaya asli masyarakat Bondowoso Jawa Timur.

Kesenian Singo Ulung Bondowoso awalnya diciptakan oleh Kyai Singo Wulu, seorang tokoh masyarakat dan pendiri desa Blimbing. Ia adalah seorang pendakwah yang dihormati karena kesaktiannya, dan kisahnya menjadi dasar cerita dalam kesenian Singo Ulung. Kesenian ini terinspirasi dari kisah perjalanan Kyai Singo Wulu dan pertemuannya dengan penguasa hutan, Jasiman, di sebuah hutan yang kemudian menjadi desa Blimbing.

Kyai Singo Wulu diyakini memiliki kesaktian dan mampu berubah wujud menjadi harimau putih, yang kemudian menjadi inspirasi utama dalam tari Singo Ulung. Tari Singo Ulung menceritakan kisah berdirinya desa Blimbing, yang melibatkan Kyai Singo Wulu, Jasiman, dan adiknya. Dengan demikian, Kyai Singo Wulu bukan hanya menciptakan kesenian Singo Ulung, tetapi juga menjadi tokoh sentral dalam kisah yang diceritakan dalam kesenian tersebut.

Ojung Bondowoso (Foto dok TBJT)

Versi lain menceritakan bahwa Berdasar cerita rakyat Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Kab. Bondowoso, kesenian Singo Ulung bermula dari kisah seorang tokoh sakti bernama “Juk Séng”, sosok pemimpin bijak berwibawa. Dia dipercaya oleh masyarakat memegang pucuk pimpinan sebagai demang untuk memimpin suatu wilayah. Dalam menjalankan tugas Demang “Juk Séng” dibantu oleh kerabatnya “Jasiman” yang juga seorang tokoh sakti. Dibantu oleh murid-murid dari perguruan asuhan “Juk Séng”  sehingga wilayah kademangan Blimbing berjalan aman.

Suatu ketika wilayah Kademangan yang dipimpin “Juk Séng” diganggu oleh makhluk gaib berwujud singa putih. Namun berkat kesaktian “Juk Séng” yang memiliki ilmu supranatural tingkat tinggi, “Juk Séng” mampu menaklukkan hewan buas pengganggu wilayah tersebut sebangsa singa putih. Dengan segala ketidak berdayaannya singa putih akhirnya luluh dan menjadi sahabat “Juk Séng”. Mereka bersatu dalam kekuatan besar yang ditakuti oleh lawan di medan peperangan saat keamanan dan ketertiban rakyat Blimbing diganggu.

Cerita rakyat versi kedua tersebut yang menjadi acuan dasar untuk diwujudkan kedalam bentuk seni pertunjukan yang dipergelarkan di Taman Budaya, pada alur cerita dan garap iringannya menghadirkan suasana sakral dan dinamis dengan balutan musik yang enerjik dengan nuansa Pandalungan yang kental. Lakon yang diusung pada pergelaran ini adalah:  “Kaggâllengan Bâteh Singo Ulung”.

Tari Tandhe’ Bini (Foto dok TBJT)

Sebelum pergelaran inti diawali dengan penampilan Tari Remo Sutinah. Tarian ini adalah tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Bondowoso. Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri dalam penyajiannya. Tari Remo Sutinah biasanya dibawakan oleh seorang penari tunggal, baik laki-laki maupun perempuan, dengan gerakan yang dinamis dan ekspresif. Namun pada pergelaran ini Tari Remo Sutinah dibawakan oleh 3 orang gadis muda. Tarian ini sering kali menggambarkan tema-tema seperti cinta, kehidupan sehari-hari, atau cerita rakyat.

Masuk ke inti cerita ada tambahan dua kesenian yang memperkuat alur dramatika kesenian Singo Ulung sebagai sebuah seni pertunjukan. Pertama kesenian Ojung, yang menampilkan tiga pasang laki-laki yang membawa sebuah batang kayu penjalin, kemudian mereka melakukan pertarungan dengan menggunakan rotan. Pertarungan ini bukanlah pertarungan sebenarnya, melainkan sebuah bentuk tarian yang dikoreografikan dengan gerakan-gerakan yang dinamis dan energik. Ojung Bondowoso juga memiliki makna simbolis yang dalam, seperti perjuangan melawan kejahatan dan kebaikan yang menang atas keburukan. Dengan demikian, kesenian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat Bondowoso.

Atraksi melompati gelang api (Foto dok. TBJT)

Kedua Tari Tandhe’ Bini, tarian ini biasanya dibawakan oleh penari perempuan dengan gerakan yang anggun dan elegan. Tari Tandhe’ Bini menggambarkan kehidupan sehari-hari perempuan Bondowoso dalam aktivitasnya, seperti menari dan menghias dengan gerakan yang lembut dan dinamis. Tarian ini juga menggambarkan keanggunan dan kesederhanaan perempuan Jawa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tari Tandhe’ Bini biasanya dibawakan dalam acara-acara adat dan budaya, seperti pernikahan, upacara adat, dan festival budaya. Tarian ini juga menjadi salah satu simbol kekayaan budaya Jawa Timur dan Indonesia.

Pada puncak acara pergelaran ditampilkan bentuk akrobatik yakni, tiga Singo Ulung yang melompati gelang api, applaus penonton tak henti hentinya mengumandang ketika adegan yang cukup berbahaya ini dilakukan.

Pergelaran kesenian Singo Ulung sendiri mengandung makna filosofis yang patut menjadi apresiasi bagi generasi muda pada umumnya, diantaranya adalah:

Foto

-Kekuatan dan Keberanian: Singo Ulung menggambarkan kekuatan dan keberanian, seperti singa yang kuat dan perkasa. -Pertempuran antara baik dan bahat: Pertunjukan Singo Ulung seringkali menggambarkan pertempuran antara kekuatan baik dan jahat, melambangkan perjuangan manusia melawan kejahatan. -Kebersamaan dan Kerja Sama: Dalam pertunjukan Singo Ulung, para penari dan pemain bekerja sama untuk menciptakan sebuah pertunjukan yang harmonis dan menarik. -Identitas Budaya: Singo Ulung merupakan bagian dari identitas budaya Bondowoso dan Jawa Timur, melambangkan kekayaan dan keunikan budaya daerah tersebut.

Pengisi acara pada pergelaran ini adalah Padepokan Seni Gema Buana dari Kabupaten Bondowoso yang dipimpin oleh Sugeng, S.Sn., M.Si. Diperkuat oleh 40 seniman baik sebagai penari, pemusik, penata artistik dan lain-lain, (pr)

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses