Sosok Dian Bokir Yang Mendunia
Nama aslinya Dian Nova Saputra, kalangan dunia tari Indonesia dan dunia lebih mengenalnya dengan nama Dian Bokir. Lahir 27 tahun lalu di kota kecil Trenggalek Jawa Timur. Dibesarkan dari orang tua yang berprofesi sebagai petani. Sejak kecil sudah menyenangi kesenian tradisional seperti reog, jaranan, wayang kulit dll. yang banyak berkembang di kawasan Kabupaten Trenggalek. Dari kecintaannya dengan dunia seni tradisi sejak kecil membuat darah seni tertempa pada dirinya. Sedari muda Dian Bokir sudah sering menjadi praktisi kesenian jaranan. Sering bermain jaranan baik dengan bayaran atau hanya menuruti hobby saja. Sehingga Jiwa seni terpatri kuat dalam jiwanya.
Jiwa seni yang sedemikian kuat mengantarkannya berkuliah di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik. Ketrampilan menarinya semakin terasah semenjak memasuki dunia kampus. Wawasan tari yang sejak muda hanya berkutat di tradisi pada akhirnya mulai merambah dunia kontemporer. Hal itu tidak lepas dari pergaulannya yang semakin luas dengan banyak seniman baik seniman yang sudah profesional maupun teman-teman sebayanya. Ia semakin fokus di dunia tari setelah pada 2016 pergi ke Singapura untuk latihan dan pentas selama enam bulan. Sampai harus mengorbankan kuliahnya satu semester, dimana pengerjaan skripsinya menjadi tertunda. Pada 2017 akhirnya selesai pendidikan kuliah yang dijalaninya.
Ketika di Singapore tahun 2016 pada sebuah acara dance company, ia membikin satu project bersama dengan salah satu koreografer asal Jerman bernama Martina Cornelia Feiertag. Mereka sering membuat project bersama, kadang di Jerman kadang di Indonesia. Dari seringnya membikin project bersama itu benih cinta tumbuh diantara mereka hingga akhirnya mengikat mereka dalam satu mahligai rumah tangga sampai sekarang. Dari ketekunannya menggeluti dunia tari Dian Bokir mantap menerjuni dunia tari sebagai sebuah profesi. Hal ini tak lepas dari berbagai pengalaman di beberapa negara yang ia datangi, Ia melihat bahwa seni tari ternyata bisa menjadi ladang penghasilan yang menjanjikan di luar negeri. Sehingga hal tersebut semakin memantapkan dirinya untuk menerjuni profesi yang oleh banyak kalangan di Indonesia dianggap sebagai hobby saja.Bersama istri Jermannya Dian Bokir banyak melanglang buwana menari karena diundang baik oleh komunitas tari dunia atau duta seni yang mewakili Indonesia. Negara-negara yang sudah dijelajahinya mulai dari kawasan ASEAN, Jepang, Cina, Jerman, Inggris Amerika dll.
Menurut Dian Bokir profesi seorang seniman tari mengajarkan kepadanya tentang banyak hal, diantaranya melatih kepekaan terhadap lingkungan, kedisiplinan, kejujuran, kekompakan dan rasa welas asih. Menjadi seorang seniman tari profesional harus selalu update dengan perkembangan dunia tari, apalagi dengan semakin majunya teknologi berdampak pada kemudahan mengakses perkembangan perkembangan tari di seluruh dunia, demikian menurut Dian Bokir. Menjadi seorang seniman tari tidak harus selalu kolot dengan idealisme yang dipegangnya. Bila hanya berpegang pada akar tradisi saja batas capain seorang seniman hanya terhenti di batas itu saja. Selayaknya seorang seniman tari senantiasa membuka dirinya, dan mau sharing dengan seniman lain dari berbagai aliran. Hal itu akan semakin menambah wawasan dan pemahaman seluk beluk dunia tari. Pendekatan seperti itu menjadi sangat penting menurut Dian Bokir, karena semakin banyak wawasan akan semakin banyak pula ide karya yang muncul sehingga semakin memudahkan menciptakan bentuk kemasan (packaging) karya tari untuk disajikan pada konsumen (penonton). Ke depan Dian Bokir berharap agar eksplorasi tradisi-tradisi lokal lebih banyak diangkat menjadi tema seni modern. Bukan hanya tradisi seni gerak, tapi juga tradisi apapun. Apapun bisa dituangkan dalam bentuk karya seni sebagaimana ia memulainya dalam dunia seni tari. (san)