Pameran Seni Rupa Komunitas Arah Langkah Kolektif
Mahasiswa Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melaksanakan Pameran Akhir Semester bertemakan “Reunification Art Exhibition Chapter III”. Pameran ini berlangsung mulai 30 April sampai dengan 4 Mei 2024 di Galeri Prabangkara Taman Budaya Jawa Timur. Kelompok mahasiswa yang menggelar karya di Galeri Prabangkara ini tergabung dalam komunitas yang menamakan diri “Arah Langkah Kolektif”.
Proses perkuliahan yang telah dilalui oleh para mahasiswa tersebut pada akhirnya menghasilkan beberapa bentuk karya seni produk mata kuliah dan dapat ditunjukkan ke ruang publik dalam bentuk pameran seni rupa. Karya yang dipamerkan sebanyak 41 karya seni rupa. Adapun media rupa yang dipamerkan diantaranya, media seni grafis, media seni trimatra dan karya seni dengan media lukis yang memiliki karakteristik dan keunggulannya masing-masing.
Pameran Tugas Akhir seperti ini adalah platform yang memukau untuk merayakan kreativitas dan ekspresi mahasiswa tingkat akhir. Dalam pameran ini, pengunjung dapat merasakan keberagaman seni visual dari berbagai genre, teknik, dan tema. Karya-karya yang dipamerkan mencerminkan visi pribadi seniman, menawarkan pandangan unik terhadap dunia melalui warna, bentuk, dan makna. Pameran seni rupa memang bukan hanya tentang melihat, tetapi juga mengalami dan merenungkan, menghubungkan pengunjung dengan beragam persepsi dan emosi yang diungkapkan melalui karya seni.
Tema Reunification dimaksudkan untuk mengangkat makna “Persatuan” sebagai pengingat akan daya transformasi yang ada dalam pertemuan dan kolaborasi. Tajuk Reunification dipilih menjadi tema besar sebagai ruang pamer yang mengistimewakan sebuah hubungan yang terjalin kembali. Merayakan hubungan penyatuan kembali sekaligus irisan yang melingkupi praktik kekaryaan dalam memandang berbagai gagasan.
Dalam harmoni yang dihasilkan, reuni menjadi lebih dari sekedar pertemuan fisik. Ia menjadi wadah pemahaman, refleksi dan inspirasi untuk aksi positif dalam menghadapi dunia yang terus berubah. Penyatuan kembali dipilih karena diharapkan dapat menjadi tema penghubung antara praktik kekaryaan seniman sebebas mungkin dengan kedalaman sudut pandang yang beragam. Praktik kerja yang berlangsung secara informal dalam forum kolektif masih kerap membuatnya tampak seperti sekedar kumpul-kumpul dan membuang waktu produktif padahal dalam praktiknya kerap menjadi mekanisme efektif untuk melakukan pertukaran pengetahuan secara informal. (sn)