Studi Lapangan Siswa SMA Santa Maria Surabaya Ke Taman Budaya Jawa Timur
SMA Santa Maria sebagai salah satu sekolah swasta favorit di Surabaya, pada Senin, 17 Februari 2025 mengadakan kunjungan ke Taman Budaya Jawa Timur. Kunjungan dimaksudkan sebagai studi lapangan sebagai bentuk pengenalan dan pembelajaran secara langsung di lapangan tentang seni dan budaya secra lebih luas. Tidak sekedar teoritis melalui pelajaran di sekolah tetapi langsung mendalaminya di Taman Budaya sebagai salah satu pusat kesenian di Jawa Timur. Taman Budaya Jawa Timur yang mempunyai tugas pokok fungsi yang berkaitan dengan kesenian secara langsung, menyambut kedatangan para siswa tersebut didampingi oleh para tenaga teknis yang menjelaskan baik soal sarana prasarana, perangkat kesenian sebagai media berekspreasi seni serta koleksi seni yang ada di Taman Budaya Jawa Timur.

Hadir pula Dr. Arief Rofiq, M.Hum., seorang seniman sekaligus budayawan sebagai narasumber yang memberikan pencerahan kepada para siswa tentang seluk beluk dunia seni budaya untuk memotivasi para siswa agar lebih memahami maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Seni Budaya sendiri merupakan aktivitas belajar yang memberikan pengetahuan tentang karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa. Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memahami seni dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta berperan dalam perkembangan sejarah peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.
Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan untuk tujuan pengembangan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk pengembangan kepribadian siswa secara positif. Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak semata-mata dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi pelaku seni atau seniman namun lebih menitik beratkan pada sikap dan perilaku kreatif, etis dan estetis.
Pendidikan Seni Budaya secara konseptual bersifat multilingual, multidimensional dan multikultural. Siswa diajarkan agar lebih bisa mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi, bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya. Kemampuan mengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang konsep seni, teori ekspresi seni, proses kreasi seni, teknik artisitik, dan nilai kreativitas.
Beragam kompetensi siswa tentang konsep seni, termasuk pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, dan etika akan menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan mereka agar mampu mengapresiasi beragam budaya nusantara dan mancanegara.

Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan para siswa hidup secara beradab dan toleran terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap ini diperlukan untuk membentuk kesadaran peserta didik akan beragamnya nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat. Pendidikan seni berperan mengembangkan multikecerdasan, yakni peran seni membentuk pribadi yang harmonis sesuai dengan perkembangan psikologis para siswa.
Dr. Arief Rofiq memberikan satu materi menarik yang bertujuan memancing siswa untuk memunculkan ide untuk menghasilkan sebuah karya seni. Dari kurang lebih 50 siswa dipecah 5 kelompok kerja yang diharuskan memunculkan sebuah karya seni secara sederhana. Dari 5 kelompok tersebut dihasilkan karya-karya seni sederhana yang ternyata bisa diciptakan oleh para siswa. Mulai komposisi gerak, permainan suara mulut dan tepuk tangan ternyata bisa dilakukan oleh para siswa.
Dalam pembuatan karya seni secara sederhanayang dikerjakan para siswa ternyata ada beberapa hal yang didapatkan. Diantaranya para siswa akan fokus untuk menciptakan karya mereka melaui sebuah diskusi kecil yang hingga terjadi kesepakatan hasil yang terbaik. Ketika mereka menampilkan hasil karyanya, setiap siswa akan belajar untuk menghargai karya buatan temannya yang lain. Dengan membuat suatu karya seni yang sederhana, mereka tahu berbagai kesulitan yang dihadapi ataupun jerih payah yang dilakukan. Sehingga muncul kesan yang positif terhadap setiap karya yang ada melalui cara apresiasi karya walau secara sederhana.
Dengan belajar seni dan membuat karya seni, para siswa diajak terjun langsung untuk mengekspresikan diri. Ketika mereka terbiasa untuk melakukan hal tersebut maka sifat percaya diri mereka dapat berkembang. Ini bisa menjadi cara untuk berani keluar dari zona nyaman dan mencoba tantangan baru ataupun ide-ide baru. Pengalaman seperti ini tidak atau jarang didapat di kelas, sehingga terjun langsung ke lapangan seperti ini menjadi sesuatu yang sangat diperlukan untuk menambah wawasan para siswa. (sn)