Pameran Lukisan Karya Amang Rahman
Taman Budaya Jatim bekerjasama dengan pelukis Yunus Jubair memamerkan karya-karya lukisan karya salah satu maestro pelukis Jatim alm. Amang Rahman dan anak anaknya yang juga sudah almarhum Ilham Jubair Baday. Pelaksanaan pameran berlangsung mulai 27 Februari – 7 Maret 2025. Tema yang diusung pada pameran ini yakni “Painting ExhibitionIn Memoriam Amang Rahman Jubair Ilham Jubair Baday”.

Menarik untuk dicermati adalah lukisan-lukisan karya Amang Rahman yang dengan mudah dikenali bagi seorang yang sering melihat pameran lukisan. Ada kurang lebih 25 lukisan karya Amang Rahman yang dipamerkan. Amang memilih corak pengucapan surealis yang dalam dunia seni lukis Indonesia kontemporer merupakan pilihan pengucapan yang menonjol.
Amang adalah seorang pelukis otodidaks, teknik melukisnya bukan teknik akademis. Diapun bukan pelukis yang cepat menanjak. Pencapaian demi pencapaian dia raih secara perlahan, dan nampak alot namun mantap. Dia mencuat dan kuat menemukan kepribadian justru ketika usia mulai merangkak uzur.

Tak diragukan lagi Amang Rahman adalah salah seorang pelukis Indonesia yang cukup menonjol. Pertama-tama tentu saja, karena seperti pelukis penting lain, dia telah menemukan bahasa Pengucapan sendiri yang orisinal. Surealisme Amang Rahman berbeda dengan para pelukis surealis lainnya. Suasana transendental sangat menonjol pada lukisan-lukisan Amang Rahman yang membawa penikmatnya naik secara vertikal ke alam penuh kekhusyukan dan ketenangan.
Berbeda dengan banyak pelukis lain dalam ‘permulaan kariernya sebagai pelukis tampaknya dia tak pernah melakukan kajian intensif terhadap realisme dan teknik melukis realis. Amang sejak awal kemunculannya di awal tujuh puluhan hadir dengan gaya surealis, dengan goresan atau sapuan kuas yang kasar. Baru kemudian, berkat ketekunannya, sapuan itu menjadi halus bersamaan. dengan kian sublimnya lukisan-lukisannya.

Kehadirannya dalam jagad karya kesenian Surabaya bahkan seni rupa Indonesia menorehkan catatan tersendiri bukan karena kepeloporannya dalam genre kesenian pada umumnya atau senirupa pada khususnya, tapi lebih karena kemampuannya menyapa siapa saja dalam jagad kesenian itu.
Amang Rahman sudah berpulang, namun karya-karyanya selalu dikenang oleh keluarga dan para sahabat, pelukis dan oleh siapapun yang mengapresiasi karya lukisannya. Mengenang perjalanan seorang anak manusia yang memilih jalan kesenian dengan kadar religiusitas yang begitu tinggi dalam karya lukisannya, adalah berkah yang sangat estetik dan langka. (pr)