Komunitas Seni Ludruk Arboyo, Ramaikan Pentas Dagelan Online Taman Budaya Jawa Timur
Pergelaran Dagelan Online atau Dageline yang diselenggarakan pada Sabtu, 14 November 2020 di Pendopo Jayengrana Taman Budaya Jawa Timur diisi oleh Komunitas Seni Ludruk Arboyo. Pertunjukan disiarkan langsung melalui chanel youtube Cak Durasim milik Taman Budaya Jatim. Membawakan judul “Stress” Arboyo menampilkan para pelawak gabungan senior dan yunior.
Pengambilan judul Stress merupakan upaya menampilkan kondisi masyarakat saat ini, dimana ketika pandemi covid-19 melanda banyak masyarakat yang diterjang oleh gangguan kejiwaan berupa stress. Diperankan oleh oleh 6 orang pemain masing-masing adalah: Ndaru, Januar, Sobirin, Nonik, Opik dan Lupus.
Komunitas Seni Ludruk Arboyo berdiri pada tahun 1996 yang dipimpin oleh Kuswanto alias Lupus. Markasnya berada di Dukuh Setro 9A no. 88 Surabaya. Biasa latihan di Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang terletak di Jl. Bubutan Surabaya. Tujuan didirikannya komunitas ludruk ini berangkat dari keprihatinan Kuswanto terhadap minimnya minat anak-anak muda Surabaya terhadap kesenian asli Jawa Timur ini terutama di Surabaya.
Dengan didirikannya Komunitas Seni Ludruk Arboyo Kuswanto berharap ada anak-anak muda mau mempelajari dan memainkan ludruk. Sehingga regenerasi kesenian ludruk akan terus berkesinambungan dan kesenian ludruk tetap terjaga. Semakin banyaknya seniman senior yang wafat dengan tidak mewariskan ilmu tentang ludruk juga menjadi salah satu sebab didirikannya Komunitas ini. Ludruk merupakan produk kearifan lokal yang adiluhung bila tidak diwarisi oleh anak muda lalu siapa lagi, demikian menurut Kuswanto.
Rekrutmen keanggotaan Komunitas Seni Ludruk Arboyo dilakukan melalui jalur ekstra kurikuler sekolah karena Kuswanto juga mangajar di SMPN 9 Surabaya. Juga melalui media sosial semua rekrutmen dilakukan dengan sukarela tanpa paksaan, siapa saja yang mau berlatih boleh langsung bergabung. Komunitas Seni Ludruk Arboyo juga banyak meraih prestasi dibuktikan dengan beberapa kali meraih juara pada Festival Ludruk yang diadakan baik pada tingkat Kota Madya maupun Provinsi.
Diakhir wawancara Kuswanto berharap bahwa Ludruk tetap bisa berkembang dan tidak hilang ditelan zaman. Bukan hanya melestarikan tetapi juga harus melakukan dan memainkannya. Kuswanto juga berharap ludruk tidak hanya dinikmati oleh warga Surabaya saja tapi juga oleh Bangsa Indonesia. (san)