Marda Putra Mahendra Mencari Ke Jatian Diri Melalui Musik
Oleh: Diecky K. Indrapraja
Pemuda itu mengenal musik secara serius saat masih duduk di bangku SMP. Ia telah mengikuti beragam parade musik, festival/kompetisi band, hingga membuat rekaman album indi-label. Saat itu menjadi gitaris di berbagai band adalah pilihan karier. Baginya, musik adalah tempat ternyaman dalam pengenalan diri dan wahana berekspresi. Atas kecintaannya pada musik yang begitu mendalam, pada tahun 2011 ia memutuskan untuk mendalami musik lebih serius dengan mendaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) di Universitas Negeri Surabaya. Adalah Marda Putra Mahendra atau yang akrab dipanggi Marda. Komponis Muda Surabaya yang telah mengalami berbagai transformasi dalam bermusik.
Memilih jalur pendidikan formal musik tidaklah semulus yang ia kira saat itu. Marda dibesarkan dari Ayah dan Ibu yang guru Bahasa Inggris. Tentu harapan besar orang tuanya adalah melanjutkan tali estafet tersebut, yaitu menekuni Bahasa Inggris. Namun tuah hidup berkata lain. Saat Marda memilih Jurusan Bahasa Inggris pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru tahap I (SPMB) di Unesa, Ia gagal pada kedua jalur tersebut. Dengan keyakinan diri yang penuh, pada jalur SPMB tahap II ia tegas memilih jurusan Sendratasik dan akhirnya lolos seleksi. Dari sinilah cara pandang dan orientasi musik Marda semakin berkembang meluas.
Pencarian jati diri Marda di bidang musik cukup berkelok-kelok. Meskipun demikian, ia tetap tekun dan serius menjalaninya. Ia sempat kursus gitar dan vokal semasa masih menjadi menjadi gitaris band. Saat menjadi mahasiswa musik, perspektifnya terhadap alat musik mulai terbuka. Ia terpana saat melihat kakak tingkatnya di Unesa bereksplorasi pada alat musik cello. Sebuah alat musik yang identik dengan musik klasik dan orkestra, ternyata bisa diperlakukan layaknya gitar listrik pada umumnya. Sejak itu, ketertarikannya bergeser dari gitar ke cello hingga sekarang.
Marda sadar bahwa, ia butuh guru yang mampu memfasilitasi hasratnya. Tekad bulat membuat ringan kaki melangkah ke Yogjakarta dua minggu sekali dan pada masa libur panjang untuk menimba ilmu dengan maestro cello Indonesia, Asep Hidayat. Asep adalah seorang cellist sekaligus Dosen di ISI Yogyakarta. Bagi Marda, Asep adalah sosok penting dan berpengaruh terhadap karier musiknya saat ini. Tak kurang dari tiga tahun pertemuan rutin antara Marda dan Asep terjadi di saat Marda masih menjadi mahasiswa. Dari situlah keterampilan bermain cello Marda terasah. Dari situ jugalah pengetahuan musiknya semakin luas, termasuk di antaranya ilmu komposisi musik. Tentu saja tanpa menafikkan peran dosen-dosen Marda di Unesa, yang juga turut mematangkan pengetahuan dan pengalaman musiknya.
Sebagai pemain cello, Marda sangat aktif dalam berbagai workshop maupun konser musik. Workshop Chamber Music yang diselenggarakan oleh Pertemuan Musik Surabaya (PMS), Workhsop Cello Chamber oleh Matteo dari Itali, dan pementasan “Concert Cello Ensemble” pada acara Ascoltate #22 di Auditorium Pascasarjana ISI Yogjakarta.
Sebagai komponis, karya musiknya pernah terpilih dalam workshop komposisi musik bersama Joana Rini Kröger. Joana adalah seorang pemain cello asal Jerman yang memiliki keluasan repertoar musik. Saat itu Marda membuat komposisi berjudul “Cello” untuk 12 Celists. Karya ini juga pernah ditampikan di acara “6th Yogyakarta International Chamber Music Festival” di Auditorium ISI Yogjakarta.
Kini, Marda tenggelam dalam dunia komposisi musik. Baginya, dengan berkarya ia merasa bebas berfikir, berimajinasi, dan lantas menuangkannya ke dalam karya komposisi musik. Berkarya musik adalah satu-satunya jalur yang memerdekakkan pikiran dan persepsinya. Melalui agenda dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, yaitu Gelar Komposer 2022, Marda akan menampilkan karya komposisi musik terbarunya. Sebuah karya yang memadukan dua tradisi musik yang berbeda; Sebuah karya yang merespon kondisi dunia saat ini; Sebuah karya yang layak kita nantikan pementasan perdananya. Layak dinanti!