Studi Lapangan Siswa Siswi SMP Cita Hati Surabaya Ke Taman Budaya Jawa Timur
Taman Budaya Jawa Timur pada Jum’at, 13 Januari 2023 mendapat kunjungan dari para siswa siswi SMP Cita Hati Surabaya. Sebanyak 106 siswa klas 7 dan 11 guru pendamping mengadakan kunjungan dalam rangka studi lapangan kolaborasi pelajaran sejarah dan seni budaya untuk lebih memperdalam dan mengenalkan langsung kepada para siswa tentang apa bentuk-bentuk benda bersejarah dan beberapa bentuk seni pertunjukan dan seni rupa.
Menurut Alan salah satu guru pendamping, bentuk kegiatan ini merupakan penjabaran dari motto yang diterapkan pada siswa agar lebih mudah memahami khususnya pelajaran sejarah dan seni budaya. Week Without Wall (WWW) demikian motto tersebut yang bermakna proses belajar siswa tidak hanya dilakukan di dalam ruangan melalui tatap muka antara guru dan siswa saja, tapi langsung terjun ke lapangan sehingga mendapat sumber langsung dari para pelaku sejarah dan seni budaya.
Taman Budaya Jawa Timur yang merupakan salah satu benda cagar budaya yang ada di Surabaya sangat cocok menjadi obyek pembelajaran bagi para siswa. Setelah Kadipaten Surabaya dihapus oleh VOC. Surabaya menjadi kabupaten biasa dengan dua bupati, yaitu Kasepuhan dan Kanoman. Bupati Kanoman berkediaman di Jalan Gentengkali 85 sekarang yang kemudian menjadi Taman Budaya Jawa Timur berdasar SK Walikota Surabaya yang ditetapkan pada Tanggal 26 September 1996 dengan No SK : 188.45/251/402.1.04/1996.
Sedang pengenalan dan pemahaman bidang seni budaya para siswa dipecah menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok diarahkan ke tiga lokasi secara bergiliran yakni di Pendapa Jayengrana untuk belajar tari Jawa secara sekilas, Galeri Prabangkara untuk mempelajari dan memahami koleksi seni rupa milik Taman Budaya Jawa Timur dan ke ruang gamelan untuk belajar secara sekilas teknik menabuh gamelan Jawa. Semua proses pembelajaran dipandu oleh staff tenaga muda dari Taman Budaya Jawa Timur.
Dan pada bagian akhir acara seluruh siswa dibawa ke Gedung Kesenian Cak Durasim untuk lebih mengenali sebuah gedung pertunjukan yang representatif yang ada di Kota Surabaya. Disajikan pula 3 reportoar tari yakni: Tari Remo Jugag dibawakan oleh 4 penari anak, Tari Gembira oleh 3 penari anak dan Tari Liman Alit yang ditarikan oleh 5 penari anak. 3 reportoar tari tersebut dipentaskan oleh Sanggar Tari PLT Bagong Kussudiharjo Surabaya.
Menurut Alan salah satu guru pendamping, kegiatan kunjungan seperti ini sangat bermanfaat diterapkan pada siswa yang sedang belajar mengenai sejarah dan seni budaya. Siswa akan lebih mudah mengerti tentang nilai-nilai sejarah dan seni budaya dengan cara datang secara langsung ke lokasi, sehingga siswa akan lebih mudah dan cepat memahami apa yang dipelajarinya di lapangan. Hal ini dikarenakan, belajar sejarah dan seni budaya dengan kegiatan mengunjungi lokasi seperti Taman Budaya Jawa Timur secara langsung sensasi belajarnya akan berbeda. Penjelasan yang disajikan dengan beragam dan juga banyaknya visual yang disajikan akan memudahkan siswa dalam memahami materi dihadapannya.
Untuk memacu peningkatan pemahaman nilai-nilai luhur serta karakter bangsa pada anak dapat dilakukan kegiatan kunjungan seperti ini, sehingga ditengah arus perubahan zaman yang semakin bebas dan banyaknya budaya asing yang masuk, generasi bangsa Indonesia memiliki fondasi kuat mengenai norma-norma bangsa Indonesia. Dengan mendatangi secara langsung, diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tidak akan verbalisme. Siswa akan sangat antusias mengikuti pembelajaran dan aktif bertanya terhadap narasumber secara langsung, sehingga siswa akan terbiasa berani bertanya dan berani mengemukakan pendapatnya di depan umum.
Belajar merupakan proses perubahan ke arah yang lebih baik, dari awalnya tidak tahu akan menjadi tahu. Begitupun terhadap siswa diharapkan tidak hanya output yang menjadi prioritas, tetapi juga proses pembelajarannya harus dipersiapkan dengan baik. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan di era digital, kegiatan pembelajaranpun harus terus berinovasi. Di samping pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, teknologi infomasipun akan sangat membantu memfasilitasi kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar, hanya saja dalam penggunaannya sangat diperlukan pengawasan dan pemantauan dari guru dan orang tua.
Tidak boleh lengah mengawasi perkembangan belajar siswa, karena bagaimanapun siswa adalah harapan masa depan bagi orang tuanya serta bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia. Semoga harapan dan cita-cita SMP Cita Hati Surabaya dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan dapat direalisasikan dengan adanya studi lapangan ke Taman Budaya Jawa Timur ini.
Kegiatan ditutup dengan pertukaran cinderamata oleh Kepala Taman Budaya Jawa Timur Samad Widodo, S.S., M.M. dengan Kepala Sekolah SMP Cita Hati Surabaya Nettie, S.T., M.Pd. disaksikan oleh seluruh yang terlibat pada kegiatan ini di Gedung Kesenian Cak Durasim Taman Budaya jawa Timur. (sn)