Pameran Lukisan Wayang: “Hitam Putih, Bayangan Kehidupan”
Dalam setiap bayangan, tersembunyi cerita. Dalam setiap diam, ada gejolak. Dalam setiap hitam dan putih, tersirat seluruh spektrum kehidupan. Masih dalam rangkaian peringatan Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November, Taman Budaya Jawa Timur menyelenggarakan Pameran Seni Rupa bertajuk “Hitam Putih, Bayangan Kehidupan”. Pameran Dibuka pada 17 November dan berakhir pada 23 November 2025. Diselenggarakan di Galeri Prabangkara Taman Budaya jawa Timur. Pameran dibuka oleh Kepala Taman Budaya Jawa Timur Ali Ma’ruf, S.Sos., M.M.

Pameran ini mengajak kita untuk menyelami kembali dunia wayang bukan hanya sebagai seni pertunjukan, tetapi sebagai cermin jiwa yang paling dalam. Melalui goresan 10 perupa dari berbagai daerah di Jawa Timur, wayang dihadirkan dalam visualitas yang kontemporer namun tak kehilangan roh tradisinya. “Hitam dan putih” dipilih bukan sebagai keterbatasan, melainkan sebagai kekuatan untuk mengeksplorasi esensi: pertarungan antara terang dan gelap, baik dan buruk, benar dan salah, yang senantiasa bergolak dalam diri setiap manusia.
Layaknya wayang yang memainkan bayangan di balik kelir, pameran ini menangkap “bayangan” metaforis dari kehidupan kita. Setiap lukisan adalah fragmen dari epos besar Mahabharata dan Ramayana, yang diolah menjadi renungan tentang cinta, ambisi, pengorbanan, kesetiaan, dan pencarian jati diri di zaman modern.

Pameran ini juga bertujuan mengeksplorasi wayang melalui sudut pandang kontemporer, dengan fokus pada ekspresi visual hitam putih. Konsep ini dipilih untuk menyoroti dinamika kehidupan dan pertentangan nilai-nilai kemanusiaan yang digambarkan dalam tokoh-tokoh pewayangan. Bertindak selaku kurator pada pameran ini yakni Agus Sukamto atau yang lebih dikenal dengan nama Agus Kucink, seorang kurator dari Surabaya. Kesepuluh perupa tersebut adalah:
- Didik Hari Purnomo
- Iklas Baktiar Handoko
- Lies Rahayu
- Lukman Nul Chakim
- Lukman Hidayat
- M. Zaki Amrullah
- Muhammad Naufal Kurnia
- Mantarsov
- Rahmadhan Suryo Hardanu
- Zulfikar Alfiansyah

Kesepuluh perupa menampilkan interpretasi personal mereka atas epos Mahabharata dan Ramayana. Karya-karya yang ditampilkan diharapkan dapat mengajak publik untuk merefleksikan makna kehidupan modern melalui metafora wayang. Pameran ini menampilkan karya-karya istimewa dari sepuluh perupa yang memiliki kecintaan dan pemahaman mendalam terhadap dunia wayang, masing-masing dengan gaya dan karakter uniknya. (sn)
