Artikel

Lekas Sembuh dan Plesetan ala Eko Kasmo

Oleh: Murlan

Menjaga keharmonisan selalu memperhatikan keseimbangan, keutuhan, kerukunan, dan keindahan. Pertatutan itu selalu menyajikan sebuah keleluasaan cipta, rasa, dan karsa, akhirnya menghasilkan karya hebat. Karya yang disajikan oleh seniman multitalenta Eko Kasmo dari Tuban, daerah pesisir utara pulau Jawa dalam Gelar Komposer  2022 ini menunjukan sebuah pertunjukan yang memang layak untuk disajikan. Kehebatan dan ketangguhan menyatukan nada-nada yang menurut ia memang adalah sumber kekuatan.

Lekas Sembuh” adalah karya pertama yang disuguhkan komposer Eko Kasmo dalam Gelar Komposer 2022. Karya yang epik, berbicara tentang ketidakpastian. Ketidakpastian yang bagaimana ya? Dalam pandangan Kasmo, ketidakpastian itu akan mengarah pada harapan tidak menentudan akan menimbulkan perasaan was-was berkepanjangan. Mungkinkah ini ketidakpastian tentang segala keadaan sekarang ini, simpang siur, ketakutan, semuanya serba tidak nyaman. Melihat kondisi pandemi Covid 19 dari awal mulanya sampai hari ini belum berakhir, semuanya tidak jelas. Lewat karya yang disajikan, ketidakpastian itu hanya plesetan, tidak sesuai dengan kenyataan. Pandemi pada satu sisi menyusahkan, pada sisi yang lain mematik kerja-kerja kreatif dengan masif. Pun dalam konsep plesetan karya Kasmo.

Dalam ilmu karawitan jawa, plesetan memiliki arti mbleset. Ricikan gamelan yang biasanya digunakan untuk mendeteksi adalah kenong (disebut kenong mleset). Penafsirannya didasarkan pada melodi balungan atau frasa tertentu terhadap melodi balungan setelahnya. Misalnya ada melodi balungan  2 1 2 3     2 1 2 6    3 3 . .    6 5 3 2 (letak kenong di nada 6 yang tercetak tebal), tafsir kenongnya adalah mbleset. Idealnya kenong memainkan nada 6, namun dalam kenyataannya ditabuh di nada 3. Nada 3 dalam logika ilmu musik (Barat) tentu saja salah, namun dalam konteks gamelan, urusan salah dan benar itu relatif, yang ada adalah keindahan, harmonis, dan semua menyangkut urusan perasaan, bukan logika salah benar. Barangkali itu pula yangmenjadi pematik dalam karya Lekas Sembuhnya Eko Kasmo.

Selain plesetan, dalam karya “Lekas Sembuh” juga bersumber dari ide tabuhan ricikan gender. Ricikan tersebut memiliki kerumitan tabuhan, tidak seperti ricikan lainnya, karena menggunakan tangan kiri dan tangan kanan memainkan  cengkok-cengkok yang saling bertaut. Dalam konteks kekaryaan itu, oleh Kasmo, pola permainan gender di tangan kanan ditransformasikan ke dalam ricikan berbentuk pencon (Bonang Barung, Bonang Penerus, Kempul, Gong), sedangkan tangan kiri pada ricikan balungan (Demung, Saron, Peking, Slenthem). Gagasan atau ide karyanya mengambil dari cengkok Pathetan Nem Jugag. Berdasar pada sisi kreatif Kasmo itulah karya “Lekas Sembuh” seolah menjadi obat dari suntuknya publik menghadapi pandemi yang tak lekas usai.

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.