Purwanta Tampilkan 4 Karya di Gelar Komposer 2022

Oleh: Erie Setiawan

Melewati lebih dari setengah abad perjalanan hidup, Purwanta, pria kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta ini, kini telah sampai pada pencapaian tertentu sebagai seorang seniman maupun komposer. Salah satu karirnya bersama Vertigong—yang nanti akan tampil di Gelar Komposer 2022—membuahkan sebuah simpulan reflektif sebagai bagian dari pencapaian itu. “Vertigong menuntun saya menemukan ‘peta’ di jagad musik global,” katanya. “Ini bisa terjadi setelah pergulatan yang panjang,” tambahnya.

Memang sebuah “keberuntungan” bagi Purwanta, yang lahir dari keluarga seniman. Ia mulanya belajar karawitan bersama ayah dan kakaknya yang merupakan tokoh karawitan dan dalang otodidak. Berlanjut belajar formal di SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) dan diteruskan di ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta hingga lulus.

Jika sekilas kita menyimak perjalanan kreatif Purwanta sejak puluhan tahun lalu, tepatnya 1984 ketika ia ikut bergabung di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, di situlah ia mulai ditempa oleh lingkungan yang kondusif untuk menggembleng talenta kreatifnya. Empat tahun sesudahnya, 1988, bersama Otok Bima Sidharta dan pengrawit muda lainnya, Purwanta turut mendirikan PLK (Pusat Latihan Karawitan). Ia pun mulai melibatkan diri dalam dunia teater, antara lain Teater Paku, Komunitas Pak Kanjeng, dan Teater Gandrik.

Momen selanjutnya, 1996, ketika Kua Etnika, kelompok musik besutan alm. Djaduk Ferianto itu berdiri, kegelisahan kreatif musikal Purwanta semakin kuat. Purwanta memang bergabung di sana, diajak oleh Djaduk. “Sejak saat itu saya merasa makin memiliki ruang untuk mengekspresikan serta mengembangkan talenta saya,” ujarnya.

Sudah menjadi fakta umum bahwa Kua Etnika memang (lebih) identik dengan Djaduk Ferianto, namun keterlibatan Purwanta di kelompok tersebut bisa dikatakan menjadi salah satu kunci yang turut melancarkan keberlangsungan kreatif Kua Etnika. Ibarat kaki manusia, Djaduk adalah kaki kanan, dan Purwanta kaki kiri. Keduanya memang bersahabat dan kerap “berseteru kreatif” untuk urusan penggarapan karya-karya Kua Etnika.

Salah satu pola atau cara Djaduk Ferianto untuk membuka ruang kreatif bagi personil Kua Etnika adalah memberi kesempatan pada tiap personil untuk menampilkan karya mereka secara mandiri. Sejujurnya, pola itu juga mempengaruhi Purwanta dalam mengeksplorasi komposisi sesuai “keinginannya”, sesuai “identitas” personalnya, tanpa campur tangan “Pak Bos”, termasuk lahirnya Vertigong ini.  

“Vertigong awalnya merupakan nama repertoar yang dipentaskan bersama Kua Etnika pada 2008, namun Vertigong kemudian juga digunakan untuk menyebut sebuah kelompok, yang dimaksudkan sebagai pembeda antara ruang eksplornya bersama Kua Etnika dan capaian artistik saya sebagai bagian dari ‘identitas’ personal”, ungkapnya.

Pada Gelar Komposer ini Purwanta rencananya akan tampil bersama rekan-rekan Vertigong dengan membawakan 4 buah repertoar: Overhead, Terarus, Moe, dan Vertigong. Sebagian karya lama yang diadaptasi ulang, dan sebagian lagi karya baru. Purwanta rencananya akan tampil bersama Dhany Eriawan Wibowo, Benny Fuad Herawan, Neo Prasetyo, dan Silir Pujiwati.

“Kapan latihan, Pak Pur? Saya mau nginguk,” tanya saya lewat telepon.

“Masih tanggal 3 Maret, Mas, ini masih uyel-uyelan beberapa proyek sampai akhir bulan,” jawab Purwanta.

O, ya, sekadar informasi, pada 28 Februari ini, Purwanta bersama Orkes Sinten Remen akan konser dalam rangka merilis single baru dengan judul Gadis Facebook di Yogya. Mudah-mudahan segera tersedia di platform digital biar bisa kita dengarkan sama-sama. Ini status Facebook Purwanta, 25 Februari lalu:

“SR – Sinten Remen…terus bergerak..!!!

Silahkan para pandhenen..di ramaiken….

Catat waktu dan tempatnya ya…

D i t u n g g u . . . ! !

Gayeng regeng nyamleng seneng…..”

 

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.