Gelar Seni Budaya Daerah Jawa Timur 2019 Kabupaten Kediri
Gelar Seni Budaya Daerah (GSBD) dari Kabupaten Kediri dengan tema ”Kediri Bumi Panji Amestuti Budaya Leluhur, Angesthi Misuwur” hadir di Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, Jumat dan Sabtu (12-13/4/2019).
Selain dramatari dan ketroprak juga disajikan Tari Gambyong Dhoko, Jaranan serta pameran produk unggulan serta bazaar kuliner khas Kediri.
![Gambar mungkin berisi: 1 orang](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56956538_381077696073033_8724012471569874944_n.jpg?_nc_cat=110&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=904d79fd20234cb6cc22d92c8580e458&oe=5D37C084)
![Gambar mungkin berisi: 6 orang, orang berdiri dan orang di panggung](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56757423_381077919406344_3266830482720948224_n.jpg?_nc_cat=102&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=4ad7abf8ab0ac2210aaf669e9de3b1a3&oe=5D3B03FE)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, Sinarto, S.Kar, MM, menuturkan bahwa Kabupaten Kediri memang dikenal sebagai Bumi Panji. Dari Kedirilah Cerita Panji berasal dan kemudian tersebar ke seluruh penjuru nusantara bahkan ke beberapa negara di Asia Tenggara. Naskah-naskah Cerita Panji yang tersimpan di perpustakaan nasional, Malaysia, Kamboja, Inggris dan Belanda telah diakui sebagai Memory of the World (MoW) oleh Unesco. Hal ini tentunya harus disertai dengan upaya pengembangan, pemanfaaatan dan pembinaan sebagaimana amanat dalam UU tentang Pemajuan Kebudayaan.
![Gambar mungkin berisi: 2 orang, orang berdiri](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/57056188_381077962739673_7704073694296932352_n.jpg?_nc_cat=110&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=9c5c872932281410b2aab5f3a2081c96&oe=5D3058F3)
Acara yang dimulai dari Jumat malam itu diawali dengan sajian suguhan Gambyong Dhoko, yaitu sebuah tarian yang terinspirasi dari upacara bersih desa di desa Dhoko karena pada acara tersebut harus terkumandang gending eling eling, sekar gadung dan gunungsari.
![Gambar mungkin berisi: 4 orang, orang di panggung dan orang berdiri](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56786282_381078599406276_1168190779064057856_n.jpg?_nc_cat=110&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=28fc1ff43c8087c683f1e27340b038c6&oe=5D2D176F)
![Gambar mungkin berisi: 5 orang, orang menari, orang di panggung dan orang berdiri](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56935300_381078539406282_1686692575500566528_n.jpg?_nc_cat=104&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=2d4671e4316d7ce2926040560b4fb131&oe=5D2C5BE0)
![Gambar mungkin berisi: 6 orang](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56968283_381078662739603_1081482939910324224_n.jpg?_nc_cat=106&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=809e9176fb3a18e2ae5b90e5cffebbe1&oe=5D4E1724)
Setelah lantunan lagu daerah “Sonjo Kediri” dilanjutkan Tari Cundrik Asmarantaka, yang mengisahkan Sang Panji Asmarantaka sebagai penyamaran dari Dewi Candra Kirana yang merupakan sosok satria sejati, pemberani dan sakti mandraguna. Berkelana dengan cundrik di tangan yang menunjukkan dirinya sebagai kodrat wanita. Bersikap tangkas dan terampil untuk mencari kebenaran dan memberantas kejahatan. Tak gentar walaupun banyak rintangan. Rawe-rawe rantas malang-malang putung. Semua yang menghalangi ia hadapi.
![Gambar mungkin berisi: 3 orang, orang di panggung dan dalam ruangan](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/57485495_381079279406208_5738855723761139712_n.jpg?_nc_cat=102&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=13937e784e32b4c638d7223cf78f782d&oe=5D34036B)
![Gambar mungkin berisi: 1 orang, di panggung](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/57420699_381079346072868_5431427062839640064_n.jpg?_nc_cat=102&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=8d8774afc74c1b9c1847f8e1cce1259c&oe=5D2C2A3D)
![Gambar mungkin berisi: 2 orang, termasuk Iwan Bounder, orang tersenyum, orang berdiri dan dalam ruangan](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/57039901_381216749392461_1609140069023612928_n.jpg?_nc_cat=100&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=faf2194ec86cdbd194170cfacf910142&oe=5D396533)
![Gambar mungkin berisi: 4 orang, orang di panggung dan orang berdiri](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56764585_381216712725798_5368592868120199168_n.jpg?_nc_cat=110&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=316a1d0e4c32343c74719940a89db8eb&oe=5D43A6C5)
![Gambar mungkin berisi: 3 orang, orang berdiri](https://scontent.fsub8-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56913260_381216922725777_8453133522775834624_n.jpg?_nc_cat=107&_nc_ht=scontent.fsub8-1.fna&oh=d19815161f14ebfc0646efdac0c40a97&oe=5D2C5736)
Pada hari kedua dilanjutkan dengan lomba drumband tingkat PAUD se kota Surabaya pada pagi sampai siang kemudian dilanjutkan Pergelaran Jaranan khas Kediri. Pada malam harinya ditutup dengan pergelaran ketoprak dengan judul “Katresnaning Candrakirana”. Sebelum pergelaran ketoprak dimulai diawali dengan tari Gambyong sebagai tarian pembuka. (san)