Festival Dalang Muda Jawa Timur
Wayang kulit merupakan kesenian tradisional rakyat Indonesia yang mampu bertahan dan dapat diakui eksistensinya melampaui lintas zaman dan benua. Jika menengok sejarah budaya Jawa, wayang kulit sudah berkembang sejak abad ke-15 dan hingga saat ini masih banyak penggemarnya bahkan generasi mudapun mulai menyukai kesenian ini. Wayang kulit juga merupakan bentuk kesenian yang menampilkan adegan drama bayangan boneka (shadow of a doll) yang terbuat dari kulit binatang, berbentuk pipih, diwarna dan menggambarkan bentuk benda (bisa manusia, binatang, tumbuhan atau benda lain). Yang dimainkan oleh seorang Dalang dengan menyuguhkan kisah-kisah atau cerita-cerita klasik seperti Ramayana dan Mahabarata. Yang kental dengan budaya Hindu-India yang diadaptasikan dengan budaya Jawa.
Dalam Kesenian wayang kulit terdapat dua entitas penting yang selalu dinamis mengikuti perubahan zaman dan isu ditengah masyarakat yaitu sosok Dalang dan Lakon (tokoh yang diperankan). Dalang sebagai aktor yang memainkan wayang dengan mengarahkan penonton pada sebuah kisah yang ingin dituju. Seorang Dalang yang hebat, tidak hanya cakap dalam bercerita dan memainkan wayang, akan tetapi juga mampu mengarahkan alur doktrinisasi terhadap penonton. Sehingga pementasan wayang kulit tidak hanya sebatas hiburan rakyat semata. Sedangkan lakon adalah tokoh dalam cerita yang diperankan dalam suata pergelaran. Lakon ini sangat dipengaruhi unsur budaya lokal klasik dan budaya luar. Lakon yang dipengaruhi budaya lokal didasarkan pada kisah-kisah leluhur dan hasil kreasi dalang pendahulu, seperti Semar, Gareng, Petrok dan Bagong. Sedangkan lakon yang berasal dari budaya luar seperti yang dikisahkan dalam kisah Ramayana dan Mahabarata dengan lakon Rama, Rahwana, hingga Pandawa Lima dan seterusnya.
Taman Budaya Provinsi Jawa Timur dalam upaya pelestarian dan pengembangan kesenian wayang kulit, untuk yang ketiga kalinya menyelenggarakan sebuah festival pedalangan. Pelaksaan festival dilaksakan dalam kaitannya dengan peringatan Hari Wayang Nasional yang jatuh pada tanggal 7 November. Festival seperti ini sudah berlangsung lebih dari dua puluh tahun di Jawa Timur, ketika dahulu diselenggarakan oleh Bidang Kebudayaan yang bernaung di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan hingga sekarang ketika Bidang Kebudayaan (termasuk UPT Taman Budaya) bergabung dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Penyelenggaraan festival pedalangan yang berkesinambungan dan terus menerus selama puluhan tahun, hanya di Jawa Timur satu-satunya yang dilakukan di Indonesia. Hal ini berdampak pada pesatnya perkembangan kesenian wayang kulit di Provinsi paling timur pulau Jawa ini. Terbukti dengan lebih banyaknya penyelenggaraan pergelaran wayang kulit di Jawa Timur dibanding Provinsi lain di Indonesia. Dalang-dalang Jawa Tengah yang terkenal justru lebih banyak menerima job (tanggapan) di Jawa Timur daripada di Jawa Tengah. Tidak bisa dipungkiri bahwa Jawa Timurlah sebenarnya pusat pengembangan dan pelestarian wayang kulit di Indonesia. Banyak Dalang Jawa Timur terkenal (baca: sering tanggapan) baik yang membawakan pewayangan gaya/gagrag Jawa Tengahan maupun Jawa Timuran (baca: jekdongan), merupakan pemenang dari festival dalang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas terkait di bawahnya yang sudah berlangsung lebih dari dua puluh tahun ini.
Bertempat di Pendapa Jayengrana Taman Budaya Jawa Timur, Festival Dalang Muda Jawa Timur 2019 diselenggarakan pada tanggal 7-9 November 2019. Peserta yang mengikuti festival berjumlah 17 orang. Ke-17 Dalang Muda tersebut adalah:
- M. Alif Nuramirillah, Kabupaten Jember, membawakan lakon: Ekalaya;
- Danu Tirta, Kabupaten Mojokerto, lakon: Dasamuka Bandar;
- Dwi Satriya Nata Nugraha, Kabupaten Sidoarjo, lakon: Karna Kusuma Negara;
- Krisna Wicaksono, Kabupaten Nganjuk, lakon: Karna Kusuma Negara;
- Angger Resi Wicaksana, Kota Madiun, lakon: Kembang Asmara Layu;
- Mujahid Bintang Budyarso, Kabupaten Ngawi, lakon: Adon-adon Jago Wiratha;
- Haryo Widu Sulaksono, Kabupaten Ponorogo, lakon: Candrayuda Rembulan Kurusetro;
- Aditya Galang Ika Pradana, Kabupaten Pacitan, lakon: Sandyakala Alengka;
- Grendy Damara Zulfikar, Kabupaten Magetan, lakon: Karno Kawekas;
- Ngesti Anggoro Adi, Kabupaten Bojonegoro, lakon: Bima Babat Wanamarta;
- M. Burhanudin Ilmansyah, Kota Surabaya, lakon: Gatotkaca Gugur;
- Bagus Mustiko Aji, Kabupaten Gresik, lakon: Prasetya Dharma Sang Dewa Brata;
- Abdillah Ryant Muizzui/Ahmad Barok Carito, Kabupaten Bondowoso, lakon: Gatutkaca Lahir;
- Muhammad Ferdan Tauladan, Kabupaten Tulungagung, lakon: Salya Gugur;
- Yuricho Fajarus Shodiq, Kabupaten Trenggalek, lakon: Karno Tanding;
- Tegar Damar Sasangka, Kabupaten Kediri, lakon: Jayadrata Birawa;
- Dimas Dwipa Surya, Kabupaten Pasuruan, lakon: Rabine Dasamuka.
Prosesi pembukaan Festival Dalang Muda Jawa Timur 2019 yang berlangsung di kompleks Taman Budaya Jawa Timur berlangsung meriah. Diselenggarakan juga pameran lukisan bertemakan wayang di Galeri Prabangkara, juga pameran kerajinan wayang yang diikuti oleh para perajin wayang kulit maupun golek yang datang dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sebelum dimulai seremonial pembukaan festival, diawali dengan peninjauan pameran lukisan dan stand pengrajin wayang dan dimeriahkan pula dengan flashmob tari remo dan permainan wayang oleh anak-anak dari sanggar seni Surabaya yang berjumlah 300.
Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Heru Tjahjono. Pada salah satu point sambutannya Heru menyampaikan bahwa “Proses kaderisasi berupa pendidikan atau kursus pedalangan yang ditempuh di bidang formal maupun non formal di Jawa Timur, hendaknya tetap menomor satukan pengajaran pada “pakem” pedalangan yang sudah baku, hal ini dimaksudkan agar aturan baku yang ada pada dunia pewayangan tetap tidak berubah sebagaimana yang diwariskan oleh para leluhur jaman dahulu, sehingga nilai filosofi yang berwujud pendidikan budi pekerti pada dunia pewayangan tidak hilang karena ulah dalang yang tidak menguasai pakem pedalangan dengan baik dan benar. Soal pengembangan kreatifitas yang dimunculkan oleh seorang Dalang dengan menciptakan inovasi baru yang bertujuan mencari popularitas itu bisa dilaksanakan ketika mereka (para Dalang) sudah menguasai teknik mendalang berdasar kaidah ilmu pedalangan dengan baik dan benar, terutama ajaran nilai-nilai luhur dalam pewayangan yang diwariskan oleh para pendahulu”.
Dewan juri yang menilai para peserta Festival Dalang Muda Jawa Timur 2019 masing-masing adalah: 1. Dr. Suyanto, S.Kar. M.Hum. (ketua merangkap anggota), 2. Dr. Bambang Suwarno, S.Kar., M.Hum., 3. Sorwedi SE. Juri 1 dan 2 masing-masing adalah dosen pengajar Jurusan Pedalangan di Institut Seni Indonesia Surakarta, sementara Sorwedi SE adalah Praktisi Pedalangan gaya/gagrag Jawa Timuran (baca: jekdongan) yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Metode penilaian yang ditetapkan adalah pertunjukan wayang kulit dengan format pakeliran padat dimana pertunjukan berlangsung kurang lebih dalam waktu 1 jam. Predikat kejuaraan tidak berdasar rangking atau urutan tapi ditetapkan berdasar 5 penyaji terbaik non rangking tingkat Jawa Timur.
Dari hasil penilaian 3 dewan juri akhirnya ditetapkan 5 penyaji terbaik non rangking dengan urutan sebagai berikut:
- No. Peserta 07 dari Kabupaten Ngawi atas nama Mujahid Bintang Budyarso, membawakan lakon: Adon-adon Jago Wiratha, gagrag Jawa Tengahan.
- No. Peserta 10 dari Kabupaten Magetan atas nama Greendy Damara Zulfikar, membawakan lakon: Karno Kawekas, gagrag Jawa Tengahan.
- No. Peserta 12 dari Kabupayen Gresik atas nama Bagus Mustiko Aji, membawakan lakon: Prasetya Dharma Sang Dewabrata, gagrag Jawa Timuran.
- No. Peserta 15 dari Kabupaten Trenggalek atas nama Yuricho Fajarus Shodiq, membawakan lakon: Karno Tanding, gagrag Jawa Tengahan.
- No. Peserta 17 dari Kabupaten Pasuruan atas nama Dimas Dwipa Surya, membawakan lakon: Rabine Dasamuka, gagrag Jawa Timuran.
Masing-masing pemenang berhak atas penghargaan berupa piagam penghargaan, piala dan uang pembinaan sebesar 5 juta rupiah. Penyerahan penghargaan kepada masing-masing pemenang dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Sinarto, S.Kar., MM., sekaligus menutup rangkaian acara Festival Dalang Muda Jawa Timur 2019. Dalam sambutan penutupannya Sinarto menyampaikan “Kemenangan yang telah diraih oleh para juara hendaknya menjadi modal dasar untuk meraih popularitas di masyarakat. Karena Dalang yang laku di masyarakat saat ini pada umumnya pernah menjadi pemenang pada Festival Dalang Jawa Timur yang sudah terselenggara 20 tahun lebih ini”. Termasuk Sinarto sendiri yang juga seorang Dalang, juga pernah menyabet gelar Dalang terbaik Jawa Timur dan ketiga tingkat Nasional.(san)
Acara-acara seperti inilah yang perlu dilestarikan agar budaya bangsa tetap eksis dan tidak tergerus jaman