Yuddan Fijar Sugma Timur Dari Tradisi Menjadi Ahli Berkreasi
Oleh: Yudhistira Sugma Nugraha
Mungkin banyak orang masih belum mengenal orang yang satu ini. Berbadan kurus, dengan kulit sawo matang ditambah dengan gaya rambut klimis nan rapi layaknya anak muda yang suka menghabiskan hari-harinya di cafe dan tongkrongan. Namun demikian, tidak disangka-sangka banyak karya-karya musik yang tercipta darinya. Yuddan Fijar Sugma Timur nama lengkapnya. Teman-temannya biasa memanggil Yuddan atau K-conk. Pria kelahiran Bondowoso 15 September tahun 1991 ini lahir dari keluarga yang mengalir darah seni. Diketahui bahwasanya ayah/bapak dari Yuddan Fijar adalah seorang penari yang sampai saat ini mendedikasikan dirinya untuk menjadi seniman di Bondowoso. Dari darah seni yang diturunkan oleh bapaknya, kemudian Yuddan Fijar mulai tumbuh dan berkembang dalam dunia seni khususnya musik.
Semasa SMP Yuddan Fijar sudah mulai menampakkan diri akan kecintaannya pada dunia seni. Ia lakukan dengan mulai membuat grup band kecil-kecilan semasa di bangku SMP. Selepas itu, Yuddan Fijar mulai serius masuk dalam dunia seni, ia melanjutkan sekolahnya di Surabaya tepatnya di SMKI Surabaya (saat ini menjadi SMK 12 Surabaya). Berawal dari keseriusan inilah kemudian Yuddan Fijar terus mengasah dirinya untuk lebih jauh menyelam dunia seni musik khususnya tradisional. Setelah menyelesaikan sekolah di SMKI Surabaya, Yuddan Fijar terus mengasah dirinya dengan meneruskan sekolah S1 & S2 di kampus seni, dan sampai saat ini Yuddan Fijar masih aktif berkesenian bahkan menjadi pengajar di salah satu kampus seni di Surabaya.
Kecintaannya akan dunia seni musik tradisional tidak berhenti sampai di situ saja, Yuddan Fijar banyak menetaskan karya-karya monumental yang sering kali dipentaskan dalam forum-forum bergengsi. Salah satunya dalam gelaran parade lagu daerah di Jakarta. Dalam gelaran event tersebut, ia dipilih untuk mewakili provinsi Jawa Timur. Ujarnya, ia pernah menyabet beberapa kategori di antaranya yakni penata aransemen terbaik dan pencipta lagu terbaik. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa karya-karyanya banyak berakar dari musik tradisi. Terlebih basis akademisnya adalah Jurusan Karawitan, maka tidak heran apabila karya-karya yang diciptakan berakar dari musik tradisi. Sama halnya dengan karya yang akan dipentaskan dalam Gelar Komposer Tahun 2022 di Taman Budaya Jawa Timur ini. Sedikit memberi bocoran bahwa karya yang akan ditampilkan berakar dari musik tradisional yang tumbuh dan berkembang di kota kelahirannya yakni Bondowoso.
Basis musik tradisional yang selalu hadir dalam karya-karyanya, secara tidak langsung memberi karakter tersendiri dari karya Yuddan Fijar. Kecerdasannya dalam memanfaatkan potensi musik tradisi yang ada juga sudah tidak diragukan lagi. Ditambah dengan banyaknya pengalaman yang dialami seakan menjadi bumbu-bumbu penyedap dalam karya yang dihasilkan, layaknya chef handal yang mampu menyajikan makanan nikmat walaupun tidak dengan alat dan bumbu yang lengkap.