Workshop Seni Budaya Peningkatan SDM Pembina Sanggar Tari Jawa Timur Tahun 2024
Keberadaan sanggar seni tari di Jawa Timur tak bisa dipungkiri menjadi salah satu ujung tombak pengembangan seni khususnya tari yang menjadi mitra Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam rangka pemajuan kebudayaan. Keberadaan sanggar tari harus diakui pula bisa memberikan wadah pada masyarakat yang mempunyai minat di bidang seni tari. Menyalurkan bakat generasi muda melestarikan, mengembangkan, dan membangkitkan seni tari khususnya tari tradisi.
Walau materi pembelajaran di sanggar tari sedikit lebih longgar dibanding dengan pendidikan seni tari secara formal, tapi eksistensi sanggar-sanggar tari di Jatim tak bisa diabaikan begitu saja. Metode pembelajarannya yang utama adalah praktek latihan dan praktek pementasan. Keberadaan sanggar tari bisa menjadi wadah transformasi pembelajaran seni tari antar anggota di dalamnya. Sanggar tersebut biasanya terdapat di kelompok masyarakat dalam suatu wilayah.
Keberadaan sanggar tari tak bisa dilepaskan dengan keberadaan pembina dan pelatihnya yang menjadi instrumen penting dalam rangka penyebarluasan dan pembinaan seni tari khususnya di Jawa Timur. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembina dan pelatih sanggar tari di Jawa Timur maka Taman Budaya Jawa Timur menyelenggarakan “Workshop Seni Budaya Peningkatan SDM Pembina Sanggar Tari 2024”.
Diikuti oleh sebanyak 75 orang peserta pembina dan pelatih sanggar tari dari Kabupaten/Kota se Jawa Timur. Pelaksaan acara berlangsung di Sawunggaling Hall pada 6 – 7 Februari 2024. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan sinergitas atau kerjasama antar seniman tari di Jawa Timur, juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi para pembina sanggar tari di Jawa Timur. Sekaligus sebagai penguatan basis pembinaan dan pengembangan seniman tari di Jawa Timur dan silaturahim antar seniman tari di Jawa Timur.
Acara dibuka oleh Kepala Taman Budaya Jatim Ali Ma’ruf, S.Sos., MM. mewakili Kadisbudpar Prov. Jatim Evy Afianasari, S.T., M.M.A. yang tidak bisa hadir. Dalam sambutannya yang disampaikan oleh kepala Taman Budaya Jatim Evy mengatakan bahwa dalam hal menjaga keberlanjutan warisan budaya, maka regenerasi, inovasi dan produksi harus senantiasa dilakukan. Menjaga tradisi dengan berbekal atas nama pelestarian dan kecintaan saja tidaklah cukup. Tradisi perlu terus direformulasikan, bahkan jika perlu bermetamorfosis agar bisa berhadapan dan bersaing dengan kompetitor-kompetitornya di dunia modern saat ini.
Kesenian akan tetap hidup apabila di dalamnya ada kreatifitas, baik kreatifitas dalam memproduksi, kreatifitas dalam menggelar, kreatifitas dalam berpromosi maupun sosialisasi serta kreatif dalam menghidupi dirinya sendiri. Wujud sebuah karya seni pertunjukan, agar bisa tetap eksis harus bisa meng-upgrade dan meng-update kemasan-kemasannya dengan menampilkan sisi hiburan yang lebih menarik namun tidak menyimpang dari pakem atau alur cerita. Kreativitas memang mutlak diperlukan, bahkan secara ekstrim kreativitas disebutkan sebagai jantungnya kesenian sekaligus merupakan benteng dan proteksi terhadap pelestarian, tetapi kreativitas tentu tidak sekedar beda, bukan imitatif dan bukan asal tempel dengan kata lain “ora mung waton sulaya ning sulaya sing nganggo waton”.
Untuk itu sebagai wujud rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap hasil karya pada seni pertunjukan, khususnya para pembina seni harus memacu dan mendorong daya kreatifitas senimannya dengan satu langkah cerdas, mendalam, aktual dan bermutu; dan terakhir bisa diterima oleh masyarakat dan bisa merebut pasar. Berangkat dari pemikiran tersebut maka diselenggarakanlah kegiatan Workshop Seni Budaya Peningkatan SDM Pembina Sanggar Tari Jawa Timur Tahun 2024 ini.
Narasumber yang menyampaikan materi pada workshop yang diselenggarakan Taman Budaya Jatim ini adalah Drs. Peni Puspito, M.Hum dan Drs. Heri Prasetyo. Sementara proses kegiatan workshop dimoderatori oleh Sudibyo Eddy Setiyono. Narasumber pertama Drs. Peni Puspito membahas tentang koreografi tipe dramatari, sementara pembicara kedua Drs. Heri Prasetyo membahas persoalan semiotik gerak.
Di hari kedua setelah selesainya acara Workshop seluruh peserta diajak bersama menuju Graha Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Seluruh peserta ikut serta menghadiri “Gelar Sapa Insan Budaya dan Pariwisata 2024” yang dihadiri pula oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (pr)