Festival Karya Tari Jawa Timur 2019, Ajang Kompetisi Para Seniman
Para seniman yang ada di Kabupaten/Kota di Jawa Timur kembali unjuk karya terbaik mereka pada perhelatan akbar yang bertajuk Festival Karya Tari Jawa Timur 2019. Diselengarakan oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui Bidang Kebudayaan pada tanggal 1 s/d 3 Mei 2019 di Gedung Kesenian Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur.
Penyelengaraan Festival Karya Tari ini mempunyai nilai yang sangat strategis karena sifat pluralistik masyarakat Jawa Timur yang telah mendorong pencitraan terhadap kekuatan kebudayaan yang multikultural sebagai aset Provinsi Jawa Timur dalam khasanah Indonesia. Untuk kesekian kalinya acara ini diselenggarakan secara berkelanjutan secara konsisten setiap tahun, hal ini diharapkan mampu mendorong para seniman untuk terus berkarya guna mempertahankan eksistensi sebagai acuan bagi Provinsi lain dalam pengembangan budaya di daerahnya. Sudah terbukti bahwa karya seni yang diciptakan oleh seniman Jawa Timur telah mampu hadir dalam berbagai event nasional maupun internasional.
Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Jawa Timur Dr. Ir. Heru Tjahjono, MM., yang dalam salah satu point penting pidatonya mengatakan, Jawa Timur memiliki kekayaan seni budaya dengan berbagai keragaman etnis dan adat istiadat, hal tersebut merupakan sebuah produk budaya yang mempesona sebagai hasil kreatiitas kearifan lokalyang dikembangkan dalam bentuk pengemasan artisitk dan memberikan spirit tersendiri bagi para seniman untuk mengembangkankehidupan berkesenian. Keanekaragaman seni budaya yan mempesona dan mengagumkan, merupakan aset daerah yang perlu dikembangkan dan dipromosikan agar ke depan dapat menjadi kekuatan ekonomi daerah yang handal, serta memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Pada era globalisasi ini jika kita cermati bersama sesungguhnya dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi pengembangan produk budaya, oleh karenanya perlu diberdayakan secara optimal sehingga menjadi salah satu kekuatan budaya yang handal, serta memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Festival Karya Tari yang diselenggarakan ini mempunyai nilai yang strategis, karena merupakan wahana untuk menyuguhkan kembali sifat-sifat pluralistik masyarakat Jawa Timur yang multikultural dan pencitraan kembali kekuatan kebudayaan sebagai aset bangsa yang harus ditangani secara serius.
Festival Karya Tari ini diikuti oleh 31 Kabupaten/Kota di Jawa Timur melibatkan ratusan seniman dan crew dan berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal 1-3 Mei 2019 dengan jadwal penampilan sebagai berikut :
Rabu, 1 Mei 2019 : Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Malang, Kabupaten Magetan, Kota Madiun, Kota Probolinggo. Kamis, 2 Mei 2019 : Kabupaten Lamongan, Kabupaten Nganjuk, Kota Suarabaya, Kabupaten Kediri, Kabupaten Sampang, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Tuban, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Bondowoso, Kota Kediri, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto. Jum’at 3 Mei 2019 : Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Blitar, Kabupaten Sidoarjo, Kota Blitar, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Banyuwangi, Kota Malang.
Adapun dewan pengamat yang diberi kepercayaan oleh Disbudpar Jatim untuk mengamati, mengapresiasi dan menentukan kategori pemenang dalam Festival ini adalah :
- Aris Setiawan, Lahir di Surabaya pada 10 Oktober 1985, Seorang Etnomusikolog serta jurnalis-kolomnis musik dan budaya di berbagai media. Tulisannya tersebar di Harian Kompas, Tempo, Detik, Jawa Pos. Suara Merdeka, Basis, Solopos, Koran Jakarta, Kedaulatan Rakyat, Radar Surabaya, Majalah Gong dan lain sebagainya. Lulusan S1 Etnomusikologi ISI Surakarta tahun 2008 dengan menyandang predikat cumlaude dan lulusan terbaik, lulus S2 Jurusan Pengkajian Musik di Pascasarjana ISI Surakarta tahun 2010 menyandang predikat cumlaude dan lulusan terbaik. Saat ini sedang melanjutkan studi Doktoral di Pascasarjana UGM Yogyakarta.
- Siti Nurchaerani Kusumastuti, Lahir di Banda Aceh 29 Desember 1958, Seorang seniman dan akademisi di Institut Kesenian Jakarta, Pendidikan D3 Penataan Tari (Koreografi) IKJ, S1 Jurusan Tari IKJ, S2 Antropologi UI, S3 Ilmu Sejarah UI. Dosen di Fakultas Seni Pertunjukan IKJ, Direktur Keuangan Indonesia Dance Festival, Kurator Indonesia Dance Festival, Kurator Art Summit Indonesia ke-8 2016, Ketua Bidang Program (Penggagas) Forum Apresiasi Seni Pertunjukan ke sekolah, 1998-2011
- Deasylina da Ary, Lahir di Pacitan Jawa Timur pada Tahun 1981, Belajar menari sejak berusia 6 tahun di sangar Pradapa Loka Bhakti milik ayahnya. Pendidikan S1 Tari Unesa, S2 Pascasarjana ISI Surakarta Program Studi Penciptaan Tari lulus 2007. Koreografer terbaik pada Parade Tari Nusantara 2005 dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional tahun 2009. S3 Pascasarjana ISI Surakarta lulus tahun 2017 dengan judul Disertasi : Pacitanian (Model Pendidikan Seni Berorientasi Lingkungan).
- Bambang Sukmo Pribadi, Lahir di Blitar 30 Nopember 1958, Pengalaman : Penata Gending Jawatimuran sejak 1980, Mengikuti tour kesenian ke SIngapura, Spanyol, Belanda, Australia Barat, Brunei Darussalam, Sebagai penata gending terbaik sejak 2011 (Festival Ludruk Pelajar se-Jatim), Sebagai penata musik terbaik pada Festival Bedhaya Majapahit 2012), Sebagai Penata Gending terbaik pada 2015 PSP di Banyuwangi dan FKT di Surabaya, Sebagai pengamat, nara sumber, instruktur seni musik tradisional/seni pertunjukan sejak tahun 1995 Jawa Timur, Sebagai pengamat/juri pada Festival Nasional Reog Ponorogo tahun 2017, Sebagai pengamat/juri pada IGF (Interntional Gamelan Festival) 2018 di Surakarta. (san)