Berita

Jatim Raih Tiga Penghargaan Gelar Tari Anak

Meski bukan bersifat kompetisi, kontingen Jawa Timur berhasil meraih 3 (tiga) Penghargaan dalam acara Gelar Tari Anak Indonesia 2018 di Istana Anak-anak Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Jumat (5/10). Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesenian, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud RI ini diikuti oleh 26 (dua puluh enam) provinsi seluruh Indonesia. Seharusnya 27 peserta, tapi provinsi Sulawesi Tengah batal mengikuti acara ini karena wilayahnya sedang terkena musibah bencana alam.

Acara ini berlangsung selama 3 (tiga) hari penuh, sejak Rabu (3/10) yang diisi oleh 7 (tujuh) penampilan dari DIY, Kepulauan Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Bangka Belitung dan Kalimantan Timur. Disusul hari kedua, Kamis (4/10) menampilkan 11 (sebelas) grup yaitu Bengkulu, Banten, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Jambi, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Barat. Sedangkan hari terakhir yang dilanjukan pengumuman peraih  penghargaan diisi oleh penampilan 7 peserta, yaitu Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan dan DKI Jakarta.

Kali ini Jawa Timur diwakili oleh sanggar Mayor Dance Studio dari SDN Krampon 2 Torjun Sampang, yang membawakan tari berjudul “dik rindik” karya penata tari  Uut Suwardani, penata musik Mohammad Nur, Penata Rias dan Busana: Okoya. Para penari terdiri dari; Lailatun Khasanah, Putri Andini, Aisyah, Malika Rifki Harera, Nur Hanifiah, dan Siti Faridatul Maghfiroh.

Tarian ini menggambarkan kesibukan anak-anak di sawah ketika libur sekolah. Mereka menjaga hamparan padi di sawah dari gangguan burung-burung. Sambil menunggu teman-temannya berkumpul mereka memainkan “dhik rindhik” dengan kaki-kaki mereka sebagai media ungkapnya. Mereka melompat, berlari, tertawa lepas, bergembira-ria seakan tidak mengenal lelah. Semangat mereka semakin menggebu.

Sebagaimana biasanya, untuk mengikuti even tingkat nasional, provinsi Jawa Timur selalu mengadakan seleksi lebih dulu. Karena itu ketika diminta oleh pihak Kemendikbud, Provinsi Jatim mengajukan para pemenang Pekan Seni Pelajar (PSP) Tahun 2017 dengan mengirimkan videonya. Tetapi ternyata, panitia pusat malah memilih SDN dari Sampang itu meskipun hanya menjadi Juara Harapan 3 (tiga).

“Kemendikbud menganggap tarian yang dibawakannya pas dengan petunjuk teknisnya, yaitu lebih  mementingkan permainan anak yang orisinal dan unik. Tidak didewasa-dewasakan,” tutur Efie Wijayanti, S.Sos, MMPd, Kepala UPT Laboratorium, Pelatihan dan Pengembangan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.

Dewan Pengamat yang bertugas adalah Hartati, SSn, MSn (Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta), didampingi oleh Drs. Frans Sartono (wartawan, pengamat seni pertunjukan dan General Manager Bentara Budaya Jakarta), Wasi Bantolo SSn, MHum (Dosen ISI Surakarta dan praktisi tari), Drs. MJ. Florybertus Fonno (Praktisi tari dan pengajar di Padepokan Bagong Kussudiardjo Yogyakarta), dan Anusirwan, M.Sn (Komponis dan penata musik tari).

Mereka akhirnya menetapkan 30 (tiga puluh) karya terpilih, meliputi: 10 (sepuluh) Penari Terpilih, 5 Grup Penyaji Terpilih, 5 Penata Tari Terpilih, 5 Penata Musik Terpilih dan 5 (lima) Penata Rias dan Busana Terpilih.

Kontingen Jawa Timur meraih 3 (tiga) Penghargaan yaitu 5 (lima) Penata Musik Terpilih Tanpa Jenjang (bersama dengan provinsi Bangka Belitung, Sumbar, Kalteng dan Riau); Penata Tari Terpilih (bersama dengan provinsi DIY, Kalbar, Sumbar dan Riau); serta Grup Penyaji Terpilih, bersama dengan provinsi DIY, Kalbar, Sumbar dan Riau.

Dua katagori penghargaan yang lolos adalah 10 (sepuluh) Penari Terpilih yang diraih oleh provinsi DIY, Bangka Belitung, Nangroe Aceh Darussalam, Kalbar, NTT, Sumbar, Gorontalo, Riau, Maluku Utara, Jawa tengah. Serta 5 (lima) Penata rias dan busana terpilih, yang kali ini diraih oleh provinsi Sulteng, Aceh, Kalbar, Kalteng dan Riau.  Dengan demikian provinsi Riau berhasil meraih penghargaan untuk semua katagori tersebut. Setiap tahun Kemendikbud memang menyelenggarakan acara semacam ini dengan sasaran yang berbeda. Tahun ini memang anak-anak dengan nama acaea Gelar Tari Anak Indonesia 2018, tahun depan kemungkinan tari remaja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.