Peringati 47 Tahun, Karyawan Taman Budaya Jatim Ziarah Ke Makam Cak Durasim
20 Mei Tahun 2025 bertepatan dengan ulang tahun Taman Budaya jawa Timur yang ke-47. Sudah menjadi semacam tradisi bagi seluruh karyawan Taman Budaya Jatim bahwa pada ulang tahun Taman Budaya Jatim, selalu mengadakan ziarah ke makam salah satu tokoh kesenian ludruk yang namanya diabadikan menjadi nama Gedung Kesenian “Cak Durasim”. Ziarah dilaksanakan pada Senin, 19 Mei 2025, di Pemakaman Umum Tembok Dukuh Surabaya.

Cak Durasim atau nama lengkapnya Gondo Durasim adalah seorang seniman ludruk kelahiran Jombang Jawa Timur. Beliau merupakan teman dari Dr. Soetomo yang dapat ditafsirkan sebagai guru politiknya. Cak Durasim bersama Dr Soetomo berteman akrab, setelah menjalin pertemanan kemudian berkolaborasi mendirikan Ludruk Organisatie pada tahun 1930 di Surabaya. Selain sebagai panggung drama, saat itu Cak Durasim sudah membawakan ludruk sebagai drama, ada banyolan dan ada unsur cerita.
Kedatangan penjajah Jepang ke kota Surabaya dengan berbagai kekejamannya membuat Cak Durasim gencar menyuarakan pesan perjuangan melalui seni ludruk. Bahkan dia membuat satu kidungan atau parikan yang membangkitkan semangat perjuangan arek-arek Suroboyo untuk melawan kebrutalan tentara Jepang kepada rakyat Surabaya. Salah satu kidungnya atau parikan yang terkenal adalah “Bekupon omahe doro, melok Nippon tambah sengsoro”
Kidung tersebut sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia pada saat itu. Saat dijajah Jepang kehidupan bangsa Indonesia tambah sengsara walau lama penjajahan hanya berlangsung 3,5 tahun saja. Penguasa Jepang saat itu awalnya tidak mengetahui arti parikan itu. Sampai akhirnya mereka tahu dan menjadi sangat marah. Cak Durasim sendiri akhirnya wafat dibunuh tentara Jepang dan dimakamkan di pemakaman Tembok Dukuh.

Cak Durasim adalah adalah pahlawan kebudayaan, jasa beliau sebagai seorang seniman yang memperjuangkan semangat anti penjajahan melalui jalur kesenian tanpa harus memegang senjata ternyata sangat ampuh membakar semangat serta mempersatukan generasi muda pada waktu itu. Di dunia modern saat ini peran kesenian diharapkan mewarisi nilai-nilai yang dibawa oleh Cak Durasim. Karena bentuk penjajahan secara fisik sudah tidak ada, kesenian yang bersifat multikultural, dapat dijadikan pemersatu bangsa dan perekat persaudaraan serta perdamaian di antara bangsa dengan kemampuan manusia untuk saling menghormati, menghargai akan adanya perbedaan.
Taman Budaya Jawa Timur sebagai salah satu instansi pemerintah yang mengemban tugas sebagai pelayan seni di lingkup wilayah Provinsi Jawa Timur akan selalu mengenang tokoh Cak Durasim sebagai seorang inspirator bagi kemajuan kesenian khususnya di Jawa Timur. Penamaan salah satu aset Taman Budaya berupa gedung pertunjukan dengan nama “Cak Durasim” diharapkan dapat dijadikan wahana untuk menumbuhkan semangat dan motivasi oleh Taman Budaya dalam upaya menggali, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang hidup dan tumbuh serta berkembang di dalam kehidupan masyarakat Jawa Timur. (sn)