Workshop Seni Budaya (Fotografer)
Fotografi berperan penting dalam kehidupan di masyarakat, juga menjadi media yang mampu mengabadikan momen-momen yang ada dalam kehidupan. Peran fotografi dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai ilmu pengetahuan. Semua pengguna media sosial tanpa disadari telah memperoleh ilmu pengetahuan berupa fotografi. Ilmu pengetahuan ini dapat dipelajari baik secara formal atau non formal. Fotografi telah memasuki kehidupan masyarakat yang mengikuti perkembangan zaman.

Tak terkecuali dalam dunia seni budaya, peran fotografi begitu pentingnya sebagai sarana dokumentasi sekaligus publikasi untuk menyampaikan pesan dari sebuah karya seni kepada apresiator. Fotografi terus berkembang seiring dengan munculnya penemuan baru tentang lensa, kamera, bahan kimia peka cahaya yang berkembang dari plat kaca menjadi film, dan kertas foto. Kini fotografi tidak hanya memiliki fungsi sebagai media untuk mengabadikan sebuah peristiwa, tetapi lebih ke dalam fungsi sebagai sebuah media perekam objek, sehingga menghasilkan karya seni rupa yang dapat dilihat berulang-ulang meskipun objek yang diambil gambarnya berupa seni pertunjukan.
Tidak semua fotografer bisa memotret sebuah seni pertunjukan dengan hasil bagus dan memuaskan. Apalagi di kalangan instansi pemerintah yang tugas pokok fungsi pekerjaannya berkaitan dengan pekerjaan kesenian. Memotret suatu pertunjukan yang diselenggarakan di sebuah gedung dengan posisi memotret hanya di satu sudut pandang tentu saja berbeda dengan ketika memotret sebuah pemandangan alam di luar ruangan.
Mengantasipasi kurangnya skill seorang fotografer seni budaya yang ada terutama di instansi pemerintah Kab./Kota, Taman Budaya Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Workshop Seni Budaya dalam kaitannya dengan peningkatan kemampuan fotografer seni budaya terutama di daerah. Tema yang diusung pada workshop seni budaya ini adalah “Merekam Kebudayaan, Meninggikan Peradaban”.

Diselenggarakan di Pendapa Jayengrana UPT. Taman Budaya Jatim pada 20 s/d. 21 Mei 2025 mulai pukul 08.00 wib. sampai dengan selesai. Peserta yang mengikuti workshop diprioritaskan dari para jurnalis/fotografer yang bertugas mempublikasikan peristiwa seni budaya di daerah, terutama yang tercatat sebagai ASN di 38 Kab./Kota di Jatim yang bertugas di bidang seni budaya. Narasumber yang dihadirkan untuk memberikan materi kepada para peserta diantaranya :
- Bahana Patria, judul makalah “Memotret Seni Budaya Jawa Timur Lebih dekat dan Mendalam”;
- Mamuk Ismantoro, judul makalah “Membangun Narasi Visual seni Budaya Jawa Timur”;
- Hetti Palestina Yunani, judul makalah “Strategi Kehumasan yang efektif dalam mendukung promosi kesenian Jawa Timur”.

Dua narasumber pertama lenih menekankan penyampaian materi pada teknik memotret sebuah pertunjukan seni di sebuah Gedung Pertunjukan dengan pencahayaan minim dan durasi cepat. Sementara pembicara Hetti Palestina Yunani mengulas materi soal penulisan narasi pada sebuah foto agar lebih memperkuat makna dan informasi hasil dari jepretan seorang fotografer seni.
Proses pelaksanaan praktek fotografi dilakukan di Gedung Kesenian Cak Durasim Taman Budaya Jatim dengan obyek foto satu komposisi tari yang hanya berdurasi sekitar 3 menit. Sebelumnya para peserta dibagi menjadi 5 kelompok kerja untuk mempresentasikan sebanyak 9 karya fotografi sekaligus dengan narasi yang kemudian dikupas satu persatu oleh para narasumber.

Dari hasil Workshop Seni Budaya (Fotografer) ini diharapkan para peserta semakin menambah pengetahuan dan kemampuan mereka dalam bidang fotografi dengan obyek kesenian sekaligus mampu membuat narasi foto yang mereka hasilkan sehingga mempermudah pemahaman masyarakat lewat hasil karya mereka. (pr)