Laporan Utama

Jatim Specta Night Carnival 2018

Kabupaten Blitar, Lumajang dan Nganjuk berhasil meraih predikat Tiga Penyaji Spektakuler Tanpa Jenjang dalam ajang Jatim Specta Night Carnival 2018 yang berlangsung di Sumenep, Sabtu malam (20/10). Acara tahunan ini sudah berlangsung 5 (lima) kali ini sejak diawali di Ngawi tahun 2014, Banyuwangi, Blitar dan Malang.

Karnaval kali ini diikuti oleh 26 dari 38 kab/kota di Jawa Timur dengan tema Pesona Keraton dan didahului dengan workshop Seni Arak-arakan yang juga dilangsungkan di Sumenep awal September 2018 (3-4/9) dengan narasumber Heri Lentho, Adrian Perkasa, Subari dan Nanang Muchsinien. Kali ini, Adrian bertindak sebagai Dewan Pengamat bersama dengan  Wahyudianto dan Aris Setiawan.

Tampil dengan judul “Bregada Dharma Wangsa Rajasa” kabupaten Blitar menyajikan visualisasi dari  perjalanan Panjang Maharaja Majapahit Hayam Wuruk dalam tujuannya mengunjungi Bumi Suci Palah Blitar sebagai Keraton Suci untuk memanjatkan puja bhakti kepada leluhur Wangsa Rajasa sebagai bentuk penghormatan pada Dinasti Majapahit. Jiwa besar Hayam Wuruk dan keberanian Gajah Mada ditonjolkan dalam arak-arakan ini.

Sedangkan Kabupaten Lumajang membawakan arak-arakan dengan judul “Sang Maharaja Arya Wira Raja.” Dikisahkan, Arya Wiraraja yang semula dikenal dengan nama Banyak Wide adalah tokoh yang sangat dikenal pada masa akhir Kerajaan Singasari serta awal berdirinya Kerajaan Majapahit. Namanya banyak disebut baik di Babad Pararaton, Prasasti Kudadu, Kidung Harsawijaya serta beberapa prasasti lainnya.

Setelah berhasil membantu Raden Wijaya untuk mengalahkan tentara Mongol serta mengalahkan Raja Jayakatwang dari Kerajaan Kediri, kemudian Raden Wijaya menobatkan dirinya sebagai Raja Majapahit yang pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Maka sebagai janji Raden Wijaya kepada Arya Wiraraja kemudian wilayah Kerajaan Majapahit dibagi menjadi dua dimana wilayah timur diserahkan kepada Arya Wiraraja yang dikenal dengan sebutan Kerajaan Lamajang Tigang Juru yang wilayahnya meliputi Madura, Lamajang, Panarukan dan Blambangan, hingga akhir khayatnya beliau menjadi raja besar di Kerajaan Lamajang. Sampai saat ini keturunan raja Arya Wiraraja yang berada di Bali dikenal dengan “Paiketan Wang Bang Pinatih.”

Sementara Kabupaten Nganjuk menampilkan arak-arakan dengan judul “Aryasatya Keraton Ngatas Angin.” Dikisahan, pada masa jayanya tahun 927 Masehi Keraton Ngatas Angin yang menjadi bawahan kerajaan Majapahit, dipimpin oleh Raja Condromowo dengan patih Raden Bagus Condrogeni. Beliau adalah paman dari Prabu Hayam Wuruk yang suatu ketika berkunjung ke wilayah kekuasaan pamannya yang berada di lereng Gunung Wilis. Sang Prabu berwasiat kepada pamannya agar dibangunkan sebuah candi sebagai tempat pendharmaan abu jenazahnya apabila nanti dia telah wafat.

Selain tiga Penyaji Terspektakuler, dalam helatan ini juga dipilih 10 (sepuluh) Penyaji Terbaik tanpa jenjang, 10 (sepuluh) Penyaji Unggulan tanpa jenjang, dan 3 (tiga) mobil/kereta hias Terartistik tanpa jenjang. Disamping itu juga dipilih  10 (sepuluh) Pemandu Pawai Terbaik Tanpa Jenjang  dan Lomba Foto on the spot dengan memilih 3 (tiga) juara dan 6 (enam) foto terpilih.

Daftar Para Pemenang

A. Tiga Penyaji Spektakuler Tanpa Jenjang

  1. Kabupaten Blitar, “Bregada Dharma Wangsa Rajasa”
  2. Kabupaten Lumajang, “Sang Maharaja Arya Wira Raja”
  3. Kabupaten Nganjuk: “Aryasatya Keraton Ngatas Angin”

B. Sepuluh (10) Penyaji Terbaik Tanpa Jenjang

  1. Kabupaten Kediri, “Sumilaking Pedhut Medhang Kahuripan”
  2. Kabupaten Sidoarjo, “Eksotika Ratu Jenggala”
  3. Kota Kediri, “Dewi Sekartaji Ngalemboro”
  4. Kabupaten Malang, “Pabanywalan Ring Patirthan Ken Dedes.”
  5. Kabupaten Jember, “Bregodo Brang Wetan.”
  6. Kabupaten Mojokerto, “Sradha”
  7. Kabupaten Jombang, “Arimbi”
  8. Kabupaten Gresik, “Kemilau Giri Kedaton”
  9. Kabupaten Tuban, “Boyong Angedhaton.”
  10. Kabupaten Ngawi, “Bathara Ring Jagaraga.”

C. Sepuluh (10) Penyaji Unggulan Tanpa Jenjang
1. Kota Malang, Balakosa Kanjuruhan.”
2. Kabupaten Situbondo, “Singgasana Dewi Rengganis.”
3. Kabupaten Lamongan, “Kasunanan Sendhang Duwur.”
4. Kabupaten Magetan, “Hadeging Kadipaten Magetan.”
5. Kabupaten Pacitan, “Bumi Ngertati (Babad Kalak.”
6. Kabupaten Bondowoso, “Tacceka Mandira”
7. Kabupaten Pamekasan, “Kawibawaan Ronggosukowati.”
8. Kota Pasuruan, “Kirab Pataka.”
9. Kabupaten Sampang, “Panembahan Maduretno.”
10. Kabupaten Bangkalan, “Lasykar Cakraningrat.”

D. Tiga (3) Penyaji Mobil/Kereta Hias Terartistik Tanpa Jenjang
1. Kabupaten Blitar, “Bregada Dharma Wangsa Rajasa”
2. Kabupaten Lumajang, “Sang Maha Raja Arya Wraraja.”
3. Kabupaten Pamekasan, “Kewibawaan Rangga Sukowati.”

E. Pemandu Pawai Terbaik Tanpa Jenjang

  1. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang
  2. Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar
  3. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang
  4. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember
  5. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo
  6. Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk
  7. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jombang
  8. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan
  9. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan
  10. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan

F. Lomba Foto On The Spot
Juara 1: M. Rizky Alifanggi (Kabupaten Sumenep) “Menebar Cahaya”

M. Rizky Alifanggi (Kabupaten Sumenep)  “Menebar Cahaya”


Juara 2: Saiful Anwar (Kota Surabaya)


Juara 3 : Dodik Yanuar Aryanto (Kabupaten Sumenep)

Dodik Yanuar Aryanto (Kabupaten Sumenep)

Foto Pilihan
1. Hamzah Adi
2. Abdul Ghofur
3. Faiz Bakhtiar )Putera Seni Khas Ngawi)
4. Agus Widodo
5. Jalaluddin Mahally (Tiga Tapi Satu)
6. Angga Hendra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.