Pergelaran

Suryaning Jagad : Kisah Kepahlawanan Kresna Memerangi Angkara Murka

Dramatari dengan lakon “Suryaning Jagad” dipentaskan di Gedung Kesenian Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur pada 18 Mei 2024. Pementasan tersebut merupakan puncak Ulang Tahun Taman Budaya Jawa Timur ke-46 dan Festival Kresnayana Kabupaten Blitar. Disutradari oleh Dhimaz Anggoro Putro, S.Sn. dan didukung oleh Sanggar Seni Pendopo yang beralamat di Dusun Koripan, Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Jumlah keseluruhan seniman yang mendukung pergelaran yakni 71 seniman, masing-masing terdiri dari 40 putra dan 31 putri.

Sisupala menggoda Rukmini disaksikan Kresna dengan penuh amarah (Foto dok. TBJT)

Pergelaran berlangsung sukses, kapasitas Gedung Kesenian Cak Durasim yang hanya 412 kursi sampai tidak mampu menampung akibat membludaknya jumlah penonton. Mengantisipasi hal tersebut, Taman Budaya menyediakan video layar lebar yang dipasang di Pendapa Jayengrana untuk memfasilitasi penonton yang tak bisa memasuki Gedung Kesenian Cak Durasim.

Cerita Kresnayana merupakan sebuah cerita klasik karya anak bangsa yakni Empu Triguna, dari masa kerajaan  Kediri. Cerita Kresnayana juga dipahatkan dalam panel relief Candi Penataran di Kabupaten Blitar, sehingga menginspirasi munculnya Festival Kresnayana yang menjadi agenda pariwisata budaya tahunan Kabupaten Blitar. Tokoh atau karakter dalam cerita Kresnayana adalah tokoh dari wiracarita Mahabarata. Adapun cerita Kresnayana ini mengisahkan masa muda Kresna.

Ini adalah kisah cinta antara Kresna dengan istrinya, Dewi Rukmini. Kresna dan Dewi Rukmini sebenarnya adalah saudara sepupu karena ayah dan ibu mereka saudara kandung. Ayah Kresna adalah seorang raja bernama Basudewa dari negara Mandura, sedangkan ibu Dewi Rukmini bernama Prtukirti. Sejak muda, Dewi Rukmini sudah dijodohkan dengan Sisupala, seorang raja dari negara Cedi. Namun, Dewi Rukmini tidak mencintainya. Dewi Rukmini mencintai Kresna, saudara sepupunya sendiri. Ibunya juga lebih memilih Kresna. Maka dari itu, ibunya lebih merestui Dewi Rukmini menikah dengan Kresna.

Sisupala akhirnya tewas terkena senjata Cakra Sudarsana milik Kresna (Foto dok. TBJT)

Pada hari yang ditetapkan untuk perkawinan, baik Kresna maupun Sisupala datang ke Kundinyapura, ibu kota Kerajaan Widarba. Sebelum waktu yang ditetapkan, Kresna melarikan Rukmini dan menikahinya di Dwaraka. Sisupala yang mengetahui kejadian yang sebenarnya, menjadi sangat benci kepada Kresna. Semenjak saat itu, ia menjadi musuh bebuyutan Kresna. Dari petikan cerita bagian inilah Sutradara Dhimaz Anggoro Putro menggarap adegan dengan sangat bagus. Tokoh Sisupala yang diperankan oleh Abing Santoso sangat piawai membawakan gerak tari dengan gaya brangasan.

Setelah Jarasanda dari Magadha dibunuh oleh Bima dalam sebuah pertarungan, kerajaan Magadha tunduk pada kerajaan Kuru. Untuk menegakkan darma di daratan Bharatawarsha, Yudistira dari Indraprastha menyelenggarakan upacara Rajasuya. Para raja dari kerajaan di penjuru Bharatawarsha menghadiri aula Indraprastha, termasuk Sisupala dari Chedi. Ketika Yudistira bingung memutuskan siapa yang akan menerima hadiah terlebih dulu, Bisma kakek Yudistira yang merupakan sesepuh Dinasti Kuru berkata bahwa Kresna paling layak mendapatkannya. Mengetahui hal tersebut, Sisupala menjadi dengki lalu menghina Kresna bertubi-tubi.

Sambil menghina Kresna, Sisupala menantangnya untuk bertarung. Karena Sisupala telah menghina Kresna bertubi-tubi dan dilakukan di hadapan banyak orang, maka Kresna memenuhi tantangan Sisupala. Dalam pertempuran, Sisupala tidak berhasil melukai Kresna. Sebaliknya, Kresna menebas leher Sisupala dengan senjata andalan Kresna Cakra Sudarsana.

Foto Bersama (Foto dok. TBJT)

Kisah Kresnayana dengan lakon “Suryaning Jagad” mengandung tafsir matahari menyinari dunia adalah bentuk sifat adil dan bijaksana yang melekat pada Sri Kresna sebagai Awatara Wisnu sang penerang dunia. Di lain pihak, Sisupala dengan seratus kesalahannya, kesombongannya, keserakahannya, dan ambisinya untuk menaklukkan dunia menjadi api yang membakar kedamaian. Hingga hawa nafsu untuk menggoyah cinta Dewi Rukmini dari Kresna menjadi kesalahan Supala yang tidak termaafkan, sebuah kesalahan yang menghantarkan jiwa raganya ke dalam perisai tajam Cakra Sudarsana.

Tim kreatif yang menyukseskan jalannya acara dramatari dengan lakon “Suryaning Jagad” diantaranya:

  1. Nama Group : Sanggar Seni Pendopo
  2. Nama Pimpinan/Penanggung Jawab : D. Ainu Rofiq, ST. M.Si
  3. Sutradara : Dhimaz Anggoro Putro, S.Sn.
  4. Art Director : Novyta Mijil Purwana, S.Pd, M.Pd.
  5. Penata Tari : Nicken Nawang Sari, Jovanda Arviansyah
  6. Penata Musik : Drs. Sudarwiyanto, Enang Widiana
  7. Penata Rias Busana : Indra Rahayu, Naim Musthofa
  8. Penata Artistik dan Property : Mohamad Arifin. (pr)

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.