Berita

Festival Kresnayana Kabupaten Blitar

Puncak peringatan Hari Ulang Tahun Taman Budaya Jawa Timur yang ke-46 dimeriahkan dengan penyelenggaraan Festival Kresnayana yang berlangsung di halaman depan Gedung Kesenian Cak Durasim pada 18 Mei 2024. Festival Kresnayana merupakan program unggulan yang menjadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Blitar. Bekerjasama dengan Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Budaya Festival Kresnayana berlangsung sukses dan meriah.

Para narasumber workshop (Foto dok. TBJT)

Ide awal dimulainya Festival Kresnayana diilhami dari eksplorasi relief Candi Penataran yang mengangkat kisah Sri Krisna atau Narayana, sebuah figur pewayangan yang mencerminkan kecerdasan, kebersahajaan, kecerdikan, kebijaksanaan, ketegasan, dan keberanian dalam menegakkan keadilan. Dari proses penggalian inilah kemudian muncul ide diadakannya Festival Kresnayana di kabupaten Blitar.

Pelaksanaan Festival Kresnayana pada tahun 2024 ini sudah berlangsung untuk yang ke-11 kalinya. Dan spesial di tahun 2024 ini, salah satu penyelenggaraannya berlangsung di Taman Budaya Jawa Timur. Rangkaian acara pada Festival Kresnayana ini berlangsung mulai pagi sampai dengan malam. Diawali dengan workshop yang dimulai pada pukul 10.00 wib. Bertindak selaku narasumber pada workshop tersebut adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Blitar Hendro Winarso dan Bambang Tri Bawono penyusun naskah Festival Kresnayana. Peserta workshop berasal dari kalangan pelajar di Surabaya.

Konjen Austalia didampingi Bupati Blitar mendemonstrasikan cara mengaduk jenang produk UMKM asli Blitar (Foto dok. TBJT)

Pameran UMKM juga dihadirkan pada Festival Kresnayana, produk-produk unggulan yang dipamerkan berupa pernak pernik kerajinan dan makanan khas dari dari Kabupaten Blitar. Ditampilkan pula musik keroncong di panggung kecil depan Gedung Kesenian Cak Durasim. Pameran dimulai sejak pagi hari hingga malam.

Puncak dari Festival Kresnayana adalah pergelaran drama tari dengan judul “Suryaning Jagad”. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Kesenian Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur pada Sabtu, 18 Mei 2024, pukul 20.00 WIB. Hadir selaku VIP pada pergelaran tersebut, Bupati Blitar Hj. Rini Sarifah selaku Bupati Blitar, Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari, S.T., M.M.A., Sekda Kab. Blitar Drs. Izul Marom, M. Sc., Konjen Australia Antony Clark dan Kepala Taman Budaya Jatim Ali Ma’ruf, S.Sos., M.M. Tampak pula sejumlah tamu undangan diantaranya, beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Jatim dan Kab. Blitar, Kepala OPD, Camat dan Lurah se-Kab. Blitar, para pemerhati seni dan budaya, tokoh masyarakat serta beberapa komunitas masyarakat yang ada di Surabaya dan masyarakat umum.

Salah satu adegan dramatari dengan lakon “Suryaning Jagad” (Foto dok. TBJT)

Kadisbudpar jatim dalam inti sambutannya mengucapkan rasa syukur atas terselenggaranya festival Kresnaya dari Kabupaten Blitar. Pelaksanaan Festival semacam ini merupakan salah satu bentuk wujud dari kepedulian kita terhadap Seni dan Budaya sebagai warisan leluhur. Kadisbudpar Jatim menyampaikan bahwa kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai beraneka macam kebudayaan dimana sampai sekarang masih terus dilestarikan dan dijaga keberadaannya.

Sementara Bupati Blitar dalam sambutannya menyampaikan syukur bahwa Kabupaten Blitar masih bisa ikut merayakan HUT Taman Budaya Jawa Timur ke-46 dengan menampilkan festival Kresnaya yang menampilkan produk UMKM hasil karya asli putra-putra Blitar serta drama tari dengan lakon “Suryaning Jagad”. Bupati Blitar Rini Syarifah menyampaikan rasa syukur dan kebanggan sebagai warga Blitar, dimana Blitar adalah kota lahirnya para pahlawan pejuang bangsa, Rini mengajak kepada semuanya untuk bersama-sama menjaga kedaulatan bangsa salah satunya dengan bentuk pelestarian seni dan budaya.

Foto bersama para pejabat dengan seluruh pengisi acara (Foto dok. TBJT)

Drama tari dengan lakon “Suryaning Jagad” mengisahkan tentang perjalanan tokoh Kresna yang akan membawa kepada pemahaman tentang sifat adil dan bijaksana yang melekat pada dirinya sebagai Awatara Wisnu, sang penerang dunia. Namun, di sisi lain, Supala dengan seratus kesalahan, kesombongan, keserakahan dan ambisinya untuk menaklukkan dunia menjadi api yang membakar kedamaian. Konflik pun muncul saat Supala terjerumus dalam hawa nafsu untuk menggoyah cinta Dewi Rukmini dari Kresna, sebuah kesalahan yang tak termaafkan dan mengantarkan jiwa raganya ke dalam perisai tajam Cakra Sudarsana. (sn)

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.