Beras Dhumpah : Kearifan Lokal Masyarakat Petani Madura Dalam Sebuah Pergelaran Teater

Taman Budaya Provinsi Jawa Timur kembali menggelar pertunjukan teater pada Selasa, 17 Mei 2022 di Gedung Kesenian Cak Durasim. Grup yang tampil mengisi acara pada pertunjukan kali ini adalah Language Theatre Indonesia Dan Laboratorium Teater Folklore dari Kabupaten Sumenep. Sedangkan judul cerita yang dipentaskan adalah Beras Dhumpah.

Akting aktris Novia Handayani yang penuh penjiwaan (foto dok. TBJT)

Beras dhumpah adalah kalimat bahasa Madura yang bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti beras tumpah atau beras yang tumpah dari suatu wadah atau karung. Dalam kitab tafsir mimpi disebutkan bahwa bermimpi tentang sebuah beras yang tumpah memiliki makna bahwa orang yang bermimpi memiliki kemampuan yang hebat. Mampu mengenali kelemahan diri dan cara mengatasinya. Sehingga seseorang yang bermimpi tentang beras yang tumpah tersebut berusaha untuk meningkatkan kelemahan-kelemahan dalam hidupnya.

Namun dalam pergelaran teater kali ini Beras Dhumpah tidak dimaknakan seperti itu. Menurut sutradara sekaligus penulis naskah cerita Mahendra, Beras Dhumpah merupakan kearifan lokal masyarakat Madura yang sebenarnya teks ini mengerucut pada banyak hal. Teks makna seperti ini bisa dianalogikan mirip seperti filosofi keris atau motif batik yang bermacam macam. Teks Beras Dhumpah sebenarnya berbalik dari makna harfiah yang sebenarnya. Dhumpah (tumpah) yang berkonotasi negatif, namun pada makna kearifan lokal masyarakat Madura Beras Dhumpah menjadi konotasi yang baik dengan diartikan menjadi sebuah kemakmuran. Dan biasanya dipakai petani dalam harapan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang banyak.

Harapan baik masyarakat petani Madura diterjemahkan oleh Mahendra lewat judul naskah Beras Dhumpah, dimana hal itu tak lepas dari situasi dan kondisi ketika Indonesia terlanda berbagai tekanan seperti pandemi covid 19 hingga berdampak pada segala macam permasalahan seperti resesi ekonomi dan berbagai kondisi lainnya. Pementasan Teater dengan judul cerita Beras Dhumpah ini juga mengandung harapan agar masyarakat petani Madura khususnya dan Indonesia umumnya segera lepas dari cengkeraman bencana yang menimbulkan banyak permasalahan kehidupan.

Pemberian Piagam Penghargaan oleh Kepala UPT. Taman Budaya kepada Sutradara (foto dok. TBJT)

Bila menyimak secara utuh pementasan teater Language Theatre Indonesia ini akan sangat terasa nuansa religius begitu kental. Unsur bahasa tubuh yang dominan begitu menyatu dengan properti yang dimunculkan di atas panggung. Narasi yang dibawa mulai dari keterkaitan dengan jiwa, pikiran, spiritual serta bersentuhan dengan segala apa yang ada di hadapan para aktor/aktris.

Yang sangat menarik adalah dilantunkannya salah satu lagu rakyat Madura Gai’ Bintang yang dinyanyikan sayup-sayup oleh aktris perempuan yang diperankan Novia Handayani pada salah satu adegan yang kental dengan nuansa religiusnya. Lagu itu biasa dinyanyikan oleh anak-anak terutama di pedesaan Madura ketika bermain saat bulan purnama.

Gai’ bintang alek gagar bulan, pagai’na janor koneng, kaka elang alek sajan jau, pajauna gan lon alon, leya letes kembang kates tokca tokcer.

Terjemahan bebas;

Menjolok bintang yang jatuh rembulan, alatnya janur kuning, abang pergi kian jauh, jauhnya ke alun-alun, liya lites kembang ates tocca’ toccer.

Lagu yang cukup singkat ini berisi penuh nasihat. Menjolok bintang, adalah sesuatu yang sangat mustahil, siapapun tidak akan bisa melakukan pekerjaan tersebut. Apalagi alat yang dipakai menjolok hanya janur kuning, apabila ditegakkan maka janur tersebut akan melengkung. Syair ini memberikan semacam sinyal kepada manusia tentang sebuah nilai, yaitu memberikan sebuah persepsi bahwa terkadang sesuatu yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan, bahwa semua yang diinginkan oleh manusia tidak akan menjadi kenyataan. Semuanya tergantung kepada pemberianNya.

Pimpinan Produksi: Dewi K. Hidayat; Naskah/Sutradara: Mahendra; Pemain:  Randa Rupa, Novia Handayani, Lathif Atmaja, Fayat Muhammad, Moh. Rifqi Nur Alif; Penata Musik: Rifan Khoridi; Penata Artistik/Lampu: Zheen Mradas (sn).

                                                                                                   

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.