Berita

Congwayndut, Wayang Alternatif Generasi Muda

Pekan Wayang Jawa Timur 2022 hari ke-5 yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Jawa Timur pada Sabtu, 5 November pukul 08.00 s/d. selesai di Pendapa Jayengrana diisi oleh grup Keroncong Wayang Gendut (Conwayndut) yang menampilkan dalang Ki Gendut Dalang Berijazah.

Aksi Ki Gendut Dalang Berijazah dalam Keroncong Wayang Gendut (Foto dok. okto TBJT)

Congwayndut merupakan pertunjukan wayang alternatif dengan balutan musik keroncong yang dikemas secara kekinian. Tujuannya tak lain untuk melestarikan wayang dan keroncong kepada generasi muda. Sanggar seni yang berdiri sejak 2010 ini, menampilkan karya-karya kreasi era modern yang berpijak pada pakem tradisi yaitu wayang purwo.

Wayang Gendut awalnya adalah salah satu bentuk (genre) wayang yang lahir di Kota Surakarta. Wayang jenis ini merupakan hasil kreativitas seorang dalang muda bernama Dwi Suryanto lulusan ISI Surakarta yang kemudian dikenal dengan Ki Gendut Dalang Berijazah. Keunikan Wayang Gendut ialah tidak dimainkan dengan iringan musik karawitan (gamelan) tetapi musik keroncong.

Wayang Gendut pertama kali dipentaskan di Balai Doedjatmoko, Bentara Budaya Solo, Jawa Tengah, pada hari Jum’at tanggal 23 Januari 2015. Pada pementasan pertama kali ini, lakon yang dimainkan adalah “Wisanggeni Lahir” yang merupakan cerita carangan hasil kreasi masyarakat pewayangan Nusantara. Pada perkembangannya wayang gendut menjadi keroncong wayang gendut yang lebih dikenal dengan “Congwayndut” yang bermarkas di kompleks perumahan Loh Agung Jaten Karanganyar Jawa Tengah.

Congwayndut menggelar pertunjukannya di Pendapa Jayengrana Taman Budaya Jawa Timur dengan mengusung lakon “Asmara Panji”. Bercerita tentang perjalanan cinta Raden Panji Asmara Bangun dan Dewi Galuh Candra Kirana yang penuh liku-liku. Tema klasik cerita ini terutama terkait dengan petualangan dari dua tokoh utama tersebut, meskipun juga ada yang mengenai perjuangan hidup tokoh lain. Asal-muasal cerita Panji tidak diketahui tetapi jelas memiliki latar belakang era Kerajaan Kediri.

Konsep pertunjukan Congwayndut dengan bentuk kelir bulat besar warna putih tempat berekspresi Dalang Gendut (Foto dok. okto TBJT)

Bila dalam pementasan pemantasan wayang cerita panji biasanya jalan cerita dibawakan dengan serius dan mengharukan, maka dalam congwayndut sisi hiburan yeng lebih mengarah ke humor sangat ditonjolkan. Dialog-dialog yang komunikatif yang dibangun oleh dalang Ki Gendut Dalang Beijazah dengan pemain dan penonton sangat menghibur dan kocak. Sehingga penonton sering dibuat terpingkal-pingkal oleh aksi lucu dari Dalang Gendut.

Konsep pertunjukannya hampir serupa dengan wayang kulit purwa pada umumnya namun pada kelirnya ada kain dengan bentuk bulatan besar berwarna putih sebagai ruang ekspresi memainkan wayang. Dari belakang kelir juga dibantu dengan bentuk bentuk sihluet wayang yang dimainkan oleh beberapa crew yang ikut mendukung pertunjukan.

Bentuk wayangnya adalah wayang kulit purwa namun dengan karakter wayang panji. Simpingan ke kiri dan kanan hanya bentuk gunungan. Musik pengiringnya gabungan antara gamelan dan musik diatonis yang lebih bergenre keroncong atau terkadang dangdut. Pertunjukan congwayndut yang dibawakan oleh Ki Gendut Dalang Berijazah adalah bentuk pertunjukan wayang kulit alternatif selain wayang kulit purwa.

Congwayndut adalah wayang kontemporer dengan kemasan komedi yang ikut meramaikan jagad pewayangan tanah air. Congwayndut juga hadir sebagai suatu upaya meregenerasi penonton wayang, sehingga wayang bisa diminati sekaligus dinikmati oleh kalangan generasi muda Indonesia. (sn)

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.