Berita

Pameran Tunggal Nadira Zahra Ramadina

Apa yang dianggap sebagai sebuah gambar seni oleh sesorang yang menghargai seni mungkin saja hanyalah sebuah gambar tidak jelas, coretan sembarangan, atau cipratan cat tak bermakna bagi orang lain atau bahkan bagi sahabatnya sendiri. Seni menurut masyarakat adalah segala sesuatu selain hal yang jelas wujudnya dan dapat diukur seperti halnya ilmu pengetahuan. Sejak pertengahan abad kedelapan belas, ketika hal-hal filosofis dan interlektual mulai digandrungi, seni sudah dipandang sebagai keindahan. Alih-alih menjadi stagnan, bidang kreasi ini telah mengalami tren yang bermacam-macam selama bertahun-tahun: kubisme, realisme, impresionisme dan abstrak, dan masih banyak lainnya. Di balik kemunculan aliran-aliran tersebut, ada satu hal yang tetap tidak mengalami perubahan, yakni ketika seseorang menciptakan sebuah karya seni apapun wujudnya, entah dengan pensil grafit, krayon, pensil arang, ataupun kuas cat, yang terjadi adalah ia sedang mengekspresikan pikiran dan emosinya yang terdalam.

Nadira Zahra Ramadina sedang memberikan uraian makna filosofis karya lukisannya kepada Kepala Taman Budaya Jawa Timur (Foto dok. TBJT)

Ketika seorang anak kecil menggambar, terutama ketika mereka menggambar wajah, gambar yang mereka buat sangat sederhana: rumah, ibu dan ayah mereka atau orang lain, dan mereka juga senang menggambar hewan. Ketika ditanyakan apa yang mereka gambar, jawaban mereka bisa jadi jauh berbeda dari apa yang kita lihat di hadapan kita. Anak kecil sangat hebat dalam menggunakan imajinasinya. Sayangnya saat itu otak kanan mereka belum berkembang sepenuhnya. Otak kiri mereka juga demikian, artinya kosakata dan kemampuan motorik mereka masih belum maksimal, namun daya imajinasi mereka sangat kuat, sehingga mereka tidak bisa menggambarkan secara akurat apa yang dilihat oleh mata mereka. Semakin memahami mekanisme membuat karya seni, semakin percaya diri pula ketika membuat suatu gambar. Apalagi bila ditambah dengan ilmu yang didapatkan dari pelajaran menggambar, siapapun bisa membuat karya lukisan.

Taman Budaya Jawa Timur bekerjasama dengan seniman, menyelenggarakan satu event pameran lukisan tunggal yang menampilkan karya seorang siswi sekolah menengah pertama asal Mojokerto. Pameran tunggal ini adalah bentuk kerjasama antara Taman Budaya Jawa Timur dan seniman selaku mitra dalam upaya pengembangan seni yang menjadi salah satu tugas pokok dan fungsi Taman Budaya. Pameran diselenggarakan selama enam hari yakni 4-9 Febuari 2023 dari jam 10.00 wib. hingga 21.00 wib. Pameran tunggal ini seluruh karya lukisan yang dipamerkan adalah karya dari seorang gadis remaja berbakat bernama Nadira Zahra Ramadina. Diusianya yang masih 15 tahun, siswi SMPN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto ini, memiliki ratusan koleksi lukisan hasil karyanya yang sering dipamerkan di berbagai pameran lukisan di banyak kabupaten kota dan provinsi. Sebanyak 50 karya lukisan Nadira dipamerkan di Galeri Prabangkara Taman Budaya Provinsi Jawa Timur.

Tema yang diusung pada pameran tunggal karya Nadira yakni “My Journey”. Tema tersebut bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya adalah “Perjalananku”, perjalanan apa?…tentu saja perjalanan hidup gadis remaja Nadira Zahra Ramadina ketika masih kecil sampai dengan remaja dalam menggeluti dunia seni lukis hingga seperti sekarang. Kebiasaan melukis pada diri Nadira sudah muncul sejak dirinya masih kecil, dengan kebiasaannya yang sering corat-coret menggunakan apa saja yang dia temukan menjadi sebuah obyek gambar yang terkesan asal-asalan. Semenjak kecil bakat melukis sudah mulai dibaca oleh ayahnya Indra Tri Kurniawan yang juga ketua Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto masa bakti 2014-2019. Mulai kelas tiga Sekolah Dasar Nadira sering diajak ayahnya melihat pameran lukisan hingga akhirnya membuat dirinya tertarik dan menerjuni dunia seni lukis. Sejak itu karya-karya lukisannya mulai dikumpulkan dan dibingkai dengan pigura dan menjadi koleksi karya lukisannya. Satu demi satu karya lukisan dengan media kanvas menggunakan cat minyak/akrilik mulai dihasilkannya sampai berjumlah ratusan hingga saat ini. Nadira sangat senang bisa menampilkan karya lukisannya di Galeri Prabangkara Taman Budaya Jawa Timur.

Bertindak selaku kurator yang menyeleksi karya-karya Nadira adalah Agus “Koecink” Sukamto, yang merupakan seniman sekaligus dosen Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya. Agus Koecink pula yang biasa ditunjuk oleh Taman Budaya Jawa Timur untuk mengkuratori karya-karya seni rupa yang akan dipamerkan di Galeri Prabangkara. Agus Koecink menilai dan mengamati tentang perkembangan dunia lukis yang sudah lama sekali tidak melihat karya seni lukis yang diciptakan oleh pelukis usia anak atau remaja di era yang serba digital seperti saat ini, rasanya ada kangen atau kerinduan soal kemunculan sosok pelukis anak atau remaja yang seharusnya ada. Agus Koecink kemudian berkunjung ke studio lukis Nadira di Mojokerto semua ruang terisi karya-karya dengan berbagai bentuk dan ekspresi yang bebas. Berbagai bentuk eksplorasi visual dengan berbagai komposisi, goresan, tekstur dan warna ditemukannya di studio itu. Mengamati karya-karya Nadira, Agus melihat beberapa periode perjalanan seni lukisnya, ada periode Bali, candi, manusia, kota, penanda kota, Penari, dan periode abstrak. Setiap periode tentu mempunyai daya kreatif atau imajinasi yang membawanya dalam proses pergulatan batin untuk menemukan gaya pribadi dalam melukis. Menurut Agus, sebagai pelukis yang masih remaja Nabila seakan melaluinya dengan bahagia. daya imajinasi untuk mengekspresikan karya seni ciptaanya menjadi sesuatu yang menarik untuk diapresiasi.

beberapa lukisan karya Nadira Zahra Ramadina yang dipamerkan di Galeri Prabangkata Taman Budaya Jawa Timur (Foto dok. TBJT)

Perjalanan Nadira ternyata tidak berhenti pada obyek-obyek budaya dan seni saja tetapi juga menyentuh keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat yang penuh dengan segala masalah baik secara pribadi maupun secara bersama. Itulah alasan untuk tidak mengajarkan menggambar secara langsung kepada anak. Mempersiapkan secara tidak langsung dan membiarkan dia bebas melakukan pekerjaan misterius dan ilahi untuk menghasilkan sesuatu menurut perasaannya. Jadi menggambar datang untuk memenuhi kebutuhan ekspresi. Guru gambar sebenarnya adalah kehidupan batin, yang dengan sendirinya berkembang, mencapai kehalusan, dan berusaha tidak tertahankan untuk dilahirkan ke dalam keberadaan eksternal dalam suatu bentuk empiris, demikian menurut Agus Koecink.

Pameran tunggal ini dibuka oleh Kepala Taman Budaya Jawa Timur Samad Widodo, S.S., M.M. Dalam sambutannya Keapala Taman Budaya Jawa Timur mengatakan bahwa melukis, dipercaya akan bisa menghadirkan berbagai manfaat. Aktivitas melukis dan menggambar dapat menjadi sarana untuk meningkatkan daya imajinasi serta mengenali bakat seseorang. Mereka akan bisa menggambarkan secara jelas bagaimana rupa sebuah rumah, sekolah, pemandangan di gunung, dan lain-lain. Hal ini akan berdampak positif pada perkembangan otak dan meningkatkan daya kreativitas. Melukis juga menjadi sarana relaksasi yang sangat menyenangkan. Kegiatan melukis dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal dengan membuat seseorang mampu mengomunikasikan apa yang ada di dalam pikirannya secara langsung ke kanvas. Hal bermanfaat lainnya dari kegiatan melukis adalah melatih ketekunan.

Kepala Taman Budaya Jawa Timur berharap ke depan akan muncul pelukis-pelukis muda baru yang akan semakin menambah khazanah kekayaan  dunia seni rupa di Jawa Timur yang sampai saat ini masih di dominasi oleh para pelukis dewasa. Karya-karya para pelukis muda bisa dikatakan sebagai representasi dari perkembangan seni rupa di Jawa Timur. Selamat dan sukses ditujukan kepada Ananda Nadira Zahra Ramadina atas pameran tunggal  bertajuk “My Journey”, juga kepada pihak-pihak yang telah bekerja sama, kurator pameran, serta pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam mewujudkan pameran ini. Kerja sama ini diharapkan dapat membentuk suatu ikatan yang kuat yang berkelanjutan. Jangan pernah lelah, menjadi tugas bersama untuk bisa memajukan seni rupa di Jawa Timur. (pr)

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.