Pikulan Ngglantong

Orang yang memiliki sifat kikir, cenderung mengasingkan semua orang di sekitar dirinya. Bahkan mereka juga memiliki sikap skeptis dan paranoid, karena mereka tidak pernah mempercayai siapapun bahkan termasuk keluarganya sendiri. Sifat kikir yang muncul pada diri manusia tersebut dipentaskan oleh Grup Dagelan Dadakan dari Kabupaten Bojonegoro pada 26 November 2022 di Gedung Kesenian Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur.

Foto dok. TBJT

Grup Dadakan diawaki oleh Bibit, Basin, Ayu. Konyil dan Kunyuk. Adegan diawali dengan kidungan yang dibawakan oleh Bibit, kemudian berlanjut ke dialog antara Bibit dengan  Basin. Muncul Ayu seorang gadis muda yang kemudian digoda oleh Basin dan Bibit. Karena godaan sudah membuat Ayu merasa risih kemudian muncul Kunyuk yang berusaha menengahi.

Ayu ternyata adalah Keponakan Konyil teman Basin, Bibit dan Kunyuk. Ayu kemudian diantar pakai ojek oleh Kunyuk ke rumah Konyil paman Ayu. Ketika sampai di rumah Konyil Ayu menyuruh Kunyuk meminta uang jasa ojek kepada Konyil. Tapi ternyata Konyil sangat pelit, tidak mau memberi uang jasa ojek ponakannya malah Kunyuk dipajaki karena telan meminta minum dan lain-lain. Bukannya dapat uang Kunyuk malah disuruh membayar. Konyil yang sebelumnya miskin kemudian menjadi orang kaya baru ternyata mendapat hasil kekayaan dengan cara yang tidak benar. Konyil menjadi seorang rentenir, malah lupa daratan tega menyengsarakan temannya sendiri.

Ternyata tidak hanya pada Kunyuk saja Konyil tega, Bibit dan Basinpun juga kena getahnya, mereka berdua ternyata berhutang kepada Konyil dan dikenai bunga yang tidak masuk akal. Tentu saja kelakuan Konyil yang tega menyengsarakan bertiga temannya membuat ketiga orang itu msakit hati kemudian berniat mengerjai Konyil. Diaturlah sebuah siasat agar nantinya Hutang Basin dan Bibit lunas.

Bibit datang ke rumah Konyil mengadu bahwa dia belum bisa membayar hutang, tentu saja Konyil ngomel marah-marah pada Bibit. Dalam luapan emosi yang meledak-ledak tiba-tiba Bibit kejang-kejang dan pura-pura mati. Tentu saja Konyil merasa kebingungan, kemudian datang Kunyuk menuduh Konyil telah membunuh Bibit. Konyil ketakutan karena mendapat ancaman akan dilaporkan Polisi oleh Kunyuk. Konyil meminta Kunyuk untuk tidak melapor Polisi dengan imbalan uang. Ditengah dialog antara Konyil dan Kunyuk tiba-tiba muncul Basin.Basin juga tiba-tiba kejang dan pura-pura mati. Konyil semakin bingung, dan menyuruh, Kunyuk membereskan kedua orang tersebut dengan tambahan imbalan uang. Hutang kedua orang itu dinyatakan lunas oleh Kunyuk karena sudah meninggal.

Foto dok. TBJT

Dipakailah sebuah pikulan dari bambu sebagai alat untuk memikul kedua orang yang pura-pura mati itu oleh Kunyuk. Namun ketika akan dipikul, bukannya kedua orang itu yang menggantung malah kunyuk yang seharusnya memikul jadi menggelantung disangga oleh dua orang yang pura-pura mati itu. Adegan konyol itu tentu saja membuat Konyil tahu bahwa dua orang yakni Basin dan Bibit itu hanya pura-pura mati.

Konyil masih berusaha menagih hutang pada Basin dan Bibit, namun dinyatakan lunas oleh Kunyuk yang sebenarnya ingin menyadarkan tindakan buruk Konyil pada teman-temannya itu. Kepada teman itu seharusnya lebih tepa slira lebih mentingkan pertemanan dan sifat sosial, tidak malah mencekik dengan cara-cara rentenir yang mebuat sengsara hidup orang lain apalagi teman dekat.

Penggunan pikulan sebagai alat untuk memikul tersebut sebenarnya adalah simbol keadilan, tindakan Konyil yang seenaknya sendiri itu pada hakekatnya menyalahi prinsip keadilan dalam  keseimbangan hidup. Konyil yang keras kepala tidak mau mentaati aturan yang berlaku dan mencekik leher temannya sendiri dengan cara membungakan hutang itu sebenarnya bisa berbahaya bagi dirnya. Kelak dia akan sengsara dan bisa-bisa berurusan dengan hukum karena perbuatannya itu. Konyil menyadari kesalahannya dan akhirnya insyaf takkan mengulangi perbuatan buruknya lagi. (pr)

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.