Gelar Karya Dan Prestasi Sanggar Sayu Wiwit
Taman Budaya Provinsi Jawa Timur selaku Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menggelar acara bertajuk “Gelar Karya Prestasi Sanggar Sayu Wiwit, Wani Tanding Sagah Saing”. Acara digelar di Gedung Kesenian Cak Durasim pada Sabtu, 11 Oktober 2025 pukul 20.00 sampai dengan selesai.

Dalam konteks budaya Osing (Banyuwangi), “Wani Tanding Sagah Saing” bukan sekedar kata-kata. Ini adalah sebuah semangat atau prinsip hidup yang dalam. Maknanya yang lebih mendalam adalah: “Memiliki keberanian untuk turun ke arena (baik dalam pertandingan, usaha, atau kehidupan) dan memiliki kemampuan/kekuatan yang sebenarnya untuk bisa bertahan dan unggul dalam persaingan tersebut.”
“Wani tanding sagah saing” adalah pepatah Osing yang menggambarkan integritas dan kompetensi sejati. Ini adalah penolakan terhadap sifat “sok berani” tanpa kemampuan, dan juga penolakan terhadap orang yang punya kemampuan tetapi tidak berani bertindak. Frasa ini mengajarkan untuk menjadi pribadi yang utuh, tangguh, dan siap menghadapi segala tantangan kehidupan.
Dibuktikan dengan karya karya seni yang dipentaskan di Gedung Kesenian Cak Durasim yang memang sangat menarik dan spektakuler. sampai dengan selesai. Baik karya tari dan musik iringannya menunjukkan kualitas dari para seniman muda yang bergabung dalam Sanggar Sayu Wiwit Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi.

Ada 7 reportoar tari yang dipersembahkan pada gelar karya ini, yakni: Tari Gandrung, Tari Mapag Dayoh, Tari Andog, Tari Kembang Petingan, Tari Pakulinan, Tari Among Sangkismo, Tari Kumoro. Selain 7 komposisi tari juga dipergelarkan gending-gending Banyuwangi. Pergelaran ditutup dengan seluruh penari menari bersama dengan iringan Gending Banyuwangi Umbul Umbul Blambangan.
Sanggar Seni Sayu Wiwit berdiri pada tahun 2006 dan didirikan oleh seorang seniman Banyuwangi bernama Jajulaidik atau sering disapa dengan “Jul” lahir di Banyuwangi pada 28 Juli 1972. Selain memimpin, mengurus, sekaligus melatih siswanya di sanggar seni Sayu Wiwit, Jajulaidik adalah guru di SDN 1 Lemahbangdewo, Rogojampi, Banyuwangi mulai tahun 2003 hingga sekarang. Jajulaidik beserta istri dan 2 anaknya tinggal di Dusun Cempokosari, RT 2/RW 3, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur. Sanggar Sayu Wiwit terus berkomitmen untuk melestarikan dan memajukan budaya Osing melalui karya dan pendidikan seni.
Dalam mengurus sanggarnya, Jajulaidik ditemani oleh istrinya yang membantu dalam hal rias dan pembuatan busana. Selain berprofesi sebagai guru, Jajulaidik juga tergabung dalam pengurus dan anggota Patih Senawangi (paguyuban pelatih tari dan seniman Banyuwangi). Selain itu, beliau juga merupakan ketua bidang seni pertunjukan pada komunitas Dewan Kesenian Blambangan dan pengurus bidang tari mulai 2016 hingga kini pada festival Gandrung Sewu yang merupakan pergelaran kolosal terbesar yang digelar setiap tahun di Banyuwangi.

Datang dengan kurang lebih 150 orang seniman, pergelaran yang diselenggarakan di Taman Budaya Jatim berjalan lancar dan sukses. Antusiasme penonton untuk mengpresiasi pergelaran karya karya dari Sanggar Seni Sayu Wiwit juga luar biasa, sampai dengan akhir acara penonton masih bertahan memenuhi Gedung Kesenian Cak Durasim. (pr)
