Pergelaran Wayang Kulit Gagrag Jawa Timuran, Lakon : “Ampak Ampak Pringgondani”
Taman Budaya Jawa Timur menggelar pertunjukan wayang kulit sebagai kegiatan periodik pada Jum’at, 9 Juni 2023 di Pendapa Jayengrana. Pergelaran wayang kulit yang dibawakan oleh dalang Ki Seno Aji dari Kabupaten Jombang ini merupakan pergelaran kedua selama penyelenggaraan di tahun 2023 yang rencananya akan digelar 5 pergelaran. Lakon yang dibawakan oleh Ki Seno Aji adalah “Ampak Ampak Pringgondani” dengan iringan karawitan Grup Kridha Budhya yang dipimpin oleh Ki Seno sendiri.
Pergelaran dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Dr. Hudiyono, M.Si. Dihadiri pula oleh Dr. Rasiyo, M.Si. mantan Sekdaprov. Jatim dan Dr. Jarianto M.Si. mantan Kadisbudpar Jatim. Hadir pula para penggiat budaya Surabaya, UKM Karawitan UPN Veteran Surabaya dan 15 mahasiswa asing dari Universitas Oklahoma dan Florida Amerika Serikat, dan para penggemar wayang kulit Surabaya dan sekitarnya.
Dalam point sambutannya, Kadisbudpar Jatim mengatakan bahwa Disbudpar Jatim melalui UPT. Taman Budaya telah berusaha sekuat tenaga mengangkat kesenian wayang kulit, salah satunya dengan melalui pergelaran periodik yang diselenggarakan oleh UPT. Taman Budaya, Wayang kulit yang merupakan produk kearifan lokal asli Indonesia harus terus dijaga dan dilestarikan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dalam hal ini Disbudpar Jatim selalu mensupport dan mendukung semua kegiatan kesenian dan kebudayaan yang ada di Jawa Timur, terutama sekali di Kota Surabaya yang menjadi ibukota Provinsi Jawa Timur sekaligus barometer seni budaya.
Lakon wayang Ampak Ampak Pringgondani mengisahkan tentang kemelut suksesi kepemimpinan di kerajaan Pringgondani tempat Gatotkaca dilahirkan. Tahta kepemimpinan kerajaan Pringgondani yang diserahkan kepada Gatotkaca digoyang dan hendak direbut oleh Paman Gatotkaca adik ibunya yang bernama Brajadenta.
Malam yang mendung itu, Prabu Duryudana bersama gurunya Begawan Durna dan senopatinya Sengkuni, tengah menerima tamu Patih Brajadenta dari Ksatrian Glagahtinunu. Kedatangan Brajadenta adalah untuk meminta nasihat kepada Raja Astina bagaimana dia harusnya bersikap, karena sebentar lagi akan dinobatkan Gatotkaca, putra Bima dan Arimbi, menjadi Raja Pringgondani. Sebenarnya dia tidak perlu begitu, karena dulu ketika kakaknya Prabu Arimba ( penguasa pringgondani sebelumnya), dikalahkan oleh Bima, kemudian Bima menikahi Arimbi yang merupakan kakaknya juga, Brajadenta beserta adik-adiknya (Brajamusti, Brajalamatan, Brajawikalpa dan Kalabendana ), bersumpah untuk menyerahkan Kerajaan Pringgondani kepada kakak perempuannya itu.
Begawan Durna dan Sengkuni kemudian menghasut hati dan pikiran Brajadenta, bahwa dialah sebenarnya yang berhak memegang tampuk kerajaan Pringgondani, bukannya Gatotkaca yang hanya anak dari kakak perempuannya arimbi. Begawan Durna menceritakan bagaimana perang dengan ayah pandawa (Prabu Pandu), menewaskan Prabu Tremboko ayah dari Brajadenta. Kemudian ditambah cerita patih Sengkuni tentang Werkudoro yang membunuh kakak mereka tertua Prabu Arimba. dan memanas manasi bahwa Arimbi malah membelot menikah dengan Werkudoro. karena dipanasi Brajadenta tambah marah dan bersumpah merebut tahta Pringgondani.
Niat Brajadenta untuk merebut tahta Pringgondani ditentang adik-adiknya, terutama Brajamusti dan Kala Bendana. Karena mereka telah terikat oleh sumpah, maka mereka harus netepi kautamaning ksatriya. Brajadenta marah, diusir pergi oleh kedua adiknya dari hadapannya. Dan akhirnya Brajadenta pun mulai memberontak bersama pasukannya dia mulai menuju Pringgondani merebut tahta kerajaan, dibantu pasukan dari Astina.
Di Kerajaan Pringgondani sedang terjadi Pisowanan Agung, dipimpin Kresna, Raja Dwarawati, dihadiri para pendawa dan raja raja sekutunya. Hari itu adalah hari pengukuhan Gatotkaca sebagai raja Pringgondani, yang kemudian mendapat gelar Prabu Anom Gatotkaca. Sebelum pengukuhan Kresna sudah bertanya, apakah semua sesuatunya sudah sesuai dengan yang diharapkan, dan tidak terjadi silang sengketa atas tahta ini, sekarang dan nanti di kemudian hari? Bagaimana dengan paman paman Gatotkaca nantinya apa mereka rela? kemudian dijawab Arimbi, semua sudah setuju.
Setelah pengukuhan, datanglah Brajamusti dan Kala Bendana dengan tergopoh gopoh, mengabarkan tentang Brajadenta dan bala pasukannya yang akan menyerang Pringgondani.
Gatotkaca pun dengan terpaksa menghadang langkah pamannya Brajadenta, sebelum terlaksana langkah Gatotkaca dihadang oleh Brajamusti. Awalnya Brajadenta dihadapi sendiri oleh kakak perempuannya Arimbi namun Arimbi menghadapi kekalahan. Hingga akhirnya berperanglah Gatotkaca menghadapi Brajadenta pamannya sendiri, perkelahian berlangsung seru dan hebat. Suatu ketika Brajadenta terkena pukulan tepat dikepalanya oleh tangan kanan Gatotkaca yang telah disusupi sukma Brajamusti.
Bersamaan itu Brajadenta tewas, kemudian secara tiba-tiba sukma ditangan kanan Gatotkaca keluar dan mengerang kesakitan. Tanpa diduga tanpa dinyana Brajadenta dan Brajamusti kedua pamannya meninggal bersamaan, mati bersama. Gatotkaca menangisi mayat kedua pamannya. Lama kelamaan jasad kedua pamannya itu mengecil lalu masuk ke dalam tangan kanan dan kiri Gatotkaca menjadi sebuah ajian yang dikenal dengan aji Brajadenta dan Brajamusti. Sementara itu sisa pasukan pemberontak yang didukung Kerajaan Astina dapat dipukul mundur. Dan Brajalamadan akhirnya diangkat menjadi patih baru bergelar Patih Prabakiswa. (sn)