Pergelaran

Lakon Kresna Gugah Akhiri Gelar Periodik Wayang Kulit 2022

Ki Yohan Susilo mengakhiri rentetan pergelaran periodik wayang kulit Taman Budaya Jawa Timur di sepanjang tahun 2022 ini. Menggelar lakon “Kresna Gugah”, Ki Yohan tampil apik di Pendapa Jayengrana pada Minggu, 11 Desember 2022. Penonton memenuhi kursi yang disediakan oleh panitia dan banyak millenial yang ikut menyaksikan diantaranya para mahasiswa dari jurusan Sastra Jawa Unesa.

Penyerahan tokoh wayang Kresna oleh Kepala Taman Budaya Jawa Timur Samad Widodo, S.S., M.M. kepada dalang Ki Yohan Susilo sebagai tanda dimulainya Pergelaran Wayang Kulit dengan lakon “Kresna Gugah” (Foto dok. TBJT)

Ki Yohan Susilo Adi Pramono adalah seorang dalang Jawatimuran dari Kabupaten Sidoarjo sekaligus seorang dosen Sastra Jawa di Universitas Negeri Surabaya. Kepiawaian Ki Yohan mendalang tidak lepas dari pengaruh orang tuanya yang juga seorang dalang. Ayahnya Ki Rukmo sering mangajaknya mendalang ketika kecil dahulu. Kemampuannya mendalang semakin terasah ketika mulai memasuki Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia Jurusan Pedalangan.

Sampai sekarang intensitas mendalang Ki Yohan tidak pernah sepi kecuali ketika pandemi melanda beberapa waktu lalu yang sempat mengalihkan bentuk pertunjukan ke arah virtual. Intensitas tanggapan terbesar biasanya terjadi pada bulan Ruah dan Besar pada penanggalan Jawa. Pada bulan-bulan tersebut sering terjadi penolakan permintaan tanggapan karena satu bulan penuh sudah terboking.

Tampil di Taman Budaya dengan membawa 10 orang sinden dan 3 orang penggerong laki-laki, Ki Yohan mampu membuat penonton bertahan sampai dengan pergelaran selesai sekitar pukul 02.30 wib, walau pergelaran sempat diundur hari Minggu yang sebelumnya direncanakan hari Sabtu namun penonton tetap setia mengapresiasi sampai akhir pergelaran. Semua tidak lepas dari gaya permainan wayang Jawatimuran Ki Yohan yang menarik.

Gaya permainan wayang Ki Yohan Susilo dalam lakon “Kresna Gugah” yang dipentaskan di Pendapa Jayengrana Taman Budaya Jawa Timur, Minggu 11 Desember 2022 (Foto dok. TBJT)

Lakon Kresna Gugah mengisahkan tentang perjalanan tokoh Kresna ketika menjadi duta Pandawa untuk meminta Negara Ngastina dibagi oleh Korawa kepada Pandawa. Sebelum Raja Kresna yang menjadi duta Pandawa, Raja Drupada dan Raja Matswapati pernah menjadi duta Pandawa. Namun kedua tetua Pandawa itu tidak tunduk pada keinginan Pandawa untuk membatalkan perang Baratayudha Jayabinangun, dengan memotong semangka Praja Ngastina.

Prabu Kresna yang diikuti Raden Setyaki datang ke Praja Ngastina. Namun Patih Sengkuni berhasil membujuk Prabu Duryudhana untuk mengukuhkan negeri Ngastina menjadi hak milik Kurawa. Menjadi sebuah pertanda bahwa perang Bharatayuda bakal terlaksana.

Prabu Kresna yang keluar dari Kerajaan Ngastina, hatinya murka karena walaupun Prabu Kresna adalah perwujudan Dewa Wisnu, namun ia tidak dapat merubah sejarah dengan membatalkan perang besar Baratayudha. Prabu Kresna yang diutus bersama Raden Setyaki kemudian berangkat ke Balekambang Jalatundha, salah satu perkampungan di Dwarawati. Di sana Prabu Kresna akan melaksanakan tapa brata dan merubah diri menjadi Raksasa sebesar gunung dan Raden Setyaki harus menjaga pintu gerbang Balekambang Jalatunda.

Berita tentang tapa brata Prabu Kresna telah menyebar ke mana-mana, hingga sampai ke Korawa, Pandawa, dan Prabu Baladewa saudara tua Prabu Kresna. Kurawa dan Pandawa mendapat wisik berupa ramalan dari Jawata, bahwa siapa yang bisa membangunkan Prabu Kresna, dialah yang akan unggul dalam pertempuran Baratayudha.

Dimeriahkan pula dengan penampilan 10 orang sinden (Foto dok. TBJT)

Para Kurawa dan Prajurit Ngastina segera berangkat ke Dwarawati dan menetap di Saraswati. Prabu Baladewa juga tinggal di Tlagawana. Dan Pandawa beristirahat di Jeruk Manis. Para Kurawa dan Pandawa, serta Prabu Baladewa sudah mulai memasuki gerbang Balekambang Jalatundha yang dijaga oleh Raden Setyaki.

Prabu Duryudhana dan saudara-saudaranya bangun lebih dulu, dengan cara yang kasar. Prabu Duryudhana memukul paha kiri Prabu Kresna, itu akan menjadi sarana kematian Prabu Duryudhana di Baratayudha. Kurawa tidak berhasil membangunkan Prabu Kresna. Prabu Puntadewa dengan kesucian hatinya mampu menangkap pesan dalam jiwanya. Prabu Puntadewa mengetahui bahwa arwah Prabu Kresna naik ke surga. Kemudian Prabu Puntadewa memerintahkan Arjuna untuk menerapkan ajian ragasukma dan mengikuti arwah Prabu Kresna yang berada di kayangan.

Di kayangan, arwah Prabu Kresna mendatangi Sang Girinata. Tidak lama kemudian arjuna Arjuna pun naik ke kahyangan, lalu mempersilakan arwah Prabu Kresna untuk kembali ke bumi. Jiwa Prabu Kresna dan Arjuna kemudian kembali ke tubuh masing-masing di bumi. Segera saja Prabu Kresna bangun dan menjadi manusia kembali. Wisik tentang kemenangan dalam perang Baratayuda akhirnya didapat oleh Pandawa. (pri)

Seksi Dokumentasi Publikasi

Staff Pada Seksi Dokumentasi Dan Publikasi UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur, Jabatan Pelaksana : Penyusun Bahan Publikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.